Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim permintaan ekspor komoditas rempah Indonesia masih prospektif kendati tengah menghadapi pandemi Covid-19 dan kenormalan baru (new normal).
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Olvy Andrianita mengatakan walaupun ada Covid-19, permintaan atas rempah masih meningkat.
"Pada Januari-April 2020, nilai permintaan rempah tercatat sebesar US$218 juta atau meningkat sekitar 19,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Olvy dalam siaran pers, Jumat (26/6/2020).
Dia menilai terdapat sejumlah hambatan yang dialami ekspor rempah saat ini. Beberapa di antaranya adalah penutupan laboratorium untuk pengujian, penutupan bandar udara komersial internasional, berkurangnya permintaan dari negara importir dikarenakan pemberlakuan karantina wilayah dan kebijakan lockdown juga terputusnya rantai pasokan dan pendistribusian produk ke negara lain.
Menurutnya, proses produksi tidak dapat didistribusikan dengan baik ke pasar lokal maupun ke pasar dunia karena banyaknya industri makanan dan industri kuliner yang sementara tutup karena masa pandemi.
Pihaknya menuturkan strategi peningkatan ekspor lainnya adalah memperkuat daya saing komoditas dengan memanfaatkan pasar ekspor luar negeri. Hal itu dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi, penetrasi, dan pengembangan komoditas. Di samping itu, perlu adanya promosi secara daring (online) maupun luring (offline) serta memfasilitasi dunia usaha agar dapat dengan mudah menyertifikasi indikasi geografis, sertifikasi organik, serta sertifikasi halal ke negara tujuan ekspor.
Baca Juga
“Upaya peningkatan perdagangan dilakukan melalui pengembangan sertifikasi produk dan peningkatan food safety dari tingkat petani. Produk rempah harus dipastikan dahulu terbebas dari Salmonella dan Aflatoksin," ujarnya.
Pada periode Januari–April 2020, nilai ekspor rempah Indonesia mencapai US$218,69 juta, atau meningkat 19,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Komoditas ekspor rempah utama Indonesia selama 2019 adalah lada (pangsa pasar 22,04 persen), cengkeh (16,65 persen), bubuk kayu manis (12,16 persen), vanila (10,42 persen), dan pala (10,09 persen).
Kelima produk ini merupakan komoditas utama rempah dengan jumlah pangsa pasar sebanyak 71,36 persen dari total ekspor rempah Indonesia pada 2019.