Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus melakukan terobosan guna meningkatkan ekspor rempah Indonesia di pasar dunia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemenhub Kasan menilai rempah merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan karena pasarnya terus tumbuh.
“Pemerintah terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan ekspor rempah di tatanan kehidupan normal baru saat ini. Rempah merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan karena pasarnya terus tumbuh. Hal ini sejalan dengan meningkatnya industri makanan dan minuman, industri restoran, dan industri kosmetik dunia,” jelas Kasan dalam siaran pers, Jumat (26/6/2020).
Dia menambahkan langkah-langkah yang akan dilakukan Kemendag antara lain dengan melakukan pemetaan produk dan pasar ekspor, penguatan promosi dagang, pengembangan produk ekspor, dan penguatan sumber daya manusia.
Menurutnya, kegiatan perdagangan tidak boleh berhenti karena alasan Covid-19. Terlebih, rempah adalah produk unggulan dan dibutuhkan pada saat Covid-19 untuk imunitas tubuh.
Indonesia berada pada peringkat enam dunia eskportir rempah dengan pangsa pasar 6,03 persen setelah India (pangsa pasar 18,75 persen), China (14,25 persen), Vietnam (7,14 persen), Madagaskar (6,47 persen), dan Guatemala (6,37 persen).
Baca Juga
Pada periode Januari–April 2020, nilai ekspor rempah Indonesia mencapai US$218,69 juta, atau meningkat 19,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Komoditas ekspor rempah utama Indonesia selama 2019 adalah lada (pangsa pasar 22,04 persen), cengkeh (16,65 persen), bubuk kayu manis (12,16 persen), vanila (10,42 persen), dan pala (10,09 persen).
Kelima produk ini merupakan komoditas utama rempah dengan jumlah pangsa pasar sebanyak 71,36 persen dari total ekspor rempah Indonesia pada 2019.
Negara tujuan ekspor utama produk rempah Indonesia pada 2019 adalah Amerika Serikat dengan pangsa pasar 22,48 persen, India (15,54 persen), Vietnam (14,03 persen), China (7,32 persen), dan Belanda (4,94 persen). Sementara itu, sepanjang 2015-2019, ekspor rempah Indonesia ke pasar nontradisional menunjukkan tren pertumbuhan positif, antara lain ke Pakistan (tren 16,32 persen), Saudi Arabia (11,94 persen), Thailand (6,69 persen), Uni Emirat Arab (UAE) (37,06 persen), Kanada (1,68 persen), dan Brasil (9,07 persen).