Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti JLL memproyeksikan permintaan properti residensial, khususnya apartemen, akan mulai menguat kembali.
Selama masa pandemi virus corona ini, banyak pembeli maupun investor apartemen yang memasang sikap wait and see. Pada kuartal pertama tahun ini, permintaan sempat menguat dan mulai meredup setelah adanya wabah.
“Permintaan paling besar tetap dari properti residensial yang berukuran kecil dan harganya terjangkau. Proyek dari pengembang yang terkenal dan dekat dengan infrastruktur baik yang sedang atau sudah dibangun juga lebih menarik,” kata Head Research JLL Jakarta, James Taylor melalui laporan tertulis, dikutip Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, untuk reguasi pemilikan properti oleh warga negara asing (WNA) masih tak diunggulkan seperti di negara-negara Asia sehingga pengembang masih mengandalkan para pembeli lokal.
“Pembeli lokal itu pasti ada, tapi di tengah banyaknya ketidakpastian akibat Covid-19 ini, memang sentimen negatif dan dampaknya pasti meningkat,” imbuhnya.
Sepanjang kuartal I/2020, akibat pandemi juga membuat pengembang mengerem untuk meluncurkan dan melanjutkan pembangunan proyek apartemen kelas atas atau high end.
Baca Juga
Untuk jangka pendek, meskipun ada dampak dari wabah Covid-19, pengembang tetap tertarik untuk membangun baik apartemen dan rumah tapak di Jakarta.
Adapun, pengembang internasional, terutama dari Jepang, Hong Kong, dan Singapura saat ini masih menjajaki kesempatan pengembangan bersama dengan pengemban lokal.
Selanjutnya, untuk kuartal II/2020, Taylor menyebutkan bahwa permintaan properti residensial yang menyasar pembeli akhir (end user) mengalami peningkatan. Salah satu pendorongnya adalah pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga perekonomian bisa kembali bergulir.
“Dengan new normal mulai diberlakukan Juni ini, akan mendorong perminraan juga untuk apartemen, dan apartemen berlayanan. Permintaan juga akan membaik kalau nanti aturan pembatasan perjalanan sudah dilonggarkan,” tambahnya.