Bisnis.com, JAKARTA - Target investasi sektor mineral dan batu bara sepanjang tahun ini senilai US$7,74 miliar diperkirakan tak tercapai.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, per 24 Juni dari realisasi investasi sektor minerba mencapai US$1,47 miliar atau sebesar 18,99 persen dari yang ditargetkan US$7,74 miliar.
Tahun lalu, realisasi investasi mencapai 105,61 persen atau mencapai US$6,52 miliar dari rencana US$6,17 miliar.
Adapun investasi minerba 2019 didominasi investasi dari izin usaha jasa pertambangan sebesar 39 persen, investasi di bidang prasarana dan mesin 30 persen, aktiva tidak berwujud sebesar 13 persen dan lainnya, seperti bangunan, kapal, kendaraan dan alat sebesar 18 persen.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan target investasi sektor minerba tahun ini sulit tercapai. Diperkirakan realisasi investasi minerba tahun ini diperkirakan mengalami penurunan sebesar 15 persen hingga 25 persen.
"Sepertinya tidak tercapai. Penurunannya diperkirakan 15 persen - 25 persen tercapainya investasi minerba tahun ini," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga
Perkiraan tersebut merupakan perkiraan sementara dari berbagai faktor seperti pergerakan harga komoditas yang berdampak terhadap rencana bisnis perusahaan dan adanya beberapa proyek yang terhambat khususnya pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter).
Namun demikian, Kementerian ESDM belum berencana untuk merevisi target investasi di tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Baru Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan di tengah Pandemi Covid-19 perusahaan terus berupaya melakukan efisiensi secara ketat.
Hal itu dikarenakan harga komoditas mineral dan batubara mengalami tekanan di tengah pandemi Covid-19.
"Dengan semakin menurunnya trend harga beberapa perusahaan kemungkinan akan menunda rencana investasinya melihat perkembangan ke depannya," katanya.
Namun demikian, ada beberapa perusahaan yang tengah menjajaki pengembangan gasifikasi dan akan tetap melaksanakan rencana meski pandemi Covid-19. Tentu hal ini berdampak pada investasi sektor mineral dan batu bara.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif menuturkan pandemi Covid-19 berdampak pada investasi smelter.
Menurutnya, apabila pandemi selesai pada pertengahan tahun, maka investasi pada pembangunan fasilitas pemurnian diperkirakan hanya akan terealisasi 50 persen dari rencana yaitu sebesar US$1,9 miliar di tahun ini. Adapun rencana investasi smelter di tahun ini sebesar US$3,7 miliar.
"Kalau pandemi berlanjut hingga akhir tahun, investasi smelter tahun ini senilai US$3,7 miliar akan bergeser ke tahun 2021," ucapnya.