Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan industri pertambangan optimistis masuknya sektor pertambangan dalam 9 sektor ekonomi yang dibuka akan berdampak pada perekonomian.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Baru Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan sektor pertambangan minerba sejak penyebaran Covid-19 hingga saat ini masih beroperasi secara normal dengan menerapkan protokol pencegahan penyebaran virus secara ketat.
"Sejauh ini penerapan protokol pencegahan Covid-19 di industri pertambangan berjalan baik sehingga penyebaran wabah tidak mengganggu aktivitas usaha," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/6/2020).
Sejauh ini antisipasi dari perusahaan anggota APBI terhadap situasi New Normal sudah berjalan. Pekerjaan kantor berjalan seperti biasa sesuai protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 dimana physical distancing sangat diperhatikan.
"Salah satu contoh kegiatan di kantor yang akan disesuaikan adalah meeting langsung/tatap muka diupayakan sedapat mungkin tidak dilakukan, sekiranya harus dilakukan maka harus diperhatikan jarak aman dan jumlah orang dalam ruangan yang harus diatur," katanya.
Lalu untuk kegiatan operasional tambang di lapangan sejauh ini berjalan seperti biasa dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat. Salah satunya, angkutan karyawan untuk duduk dalam mobil maupun bus harus berjarak aman sesuai protokol.
Baca Juga
Selain itu beberapa perusahaan juga mengintensifkan pemeriksaan tes cepat dilingkungan kerja masing-masing.
"Bagi perusahaan tambang penerapan protokol pencegahan Covid-19 bukan hal yang baru karena pada dasarnya perusahaan tambang kepatuhan terhadap K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) itu jadi bagian tradisi di lingkungan kerja," ucap Hendra.
Pihaknya tak menampik realisasi produksi batu bara sepanjang tahun ini lebih rendah akibat pandemi Covid-19.
Rendahnya produksi tahun ini berdampak pada perubahan Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB). Dia menuturkan sebagian perusahaan tambang kabarnya akan mengajukan revisi RKAB untuk meningkatkan produksi, sementara ada beberapa perusahaan yang rencana untuk mengurangi produksinya.
"Keputusan tersebut merupakan inisiatif masing-masing perusahaan menyikapi kondisi internal serta peluang pasar ditengah pandemi," ujarnya.
Meski mengalami penurunan produksi akibat menurunnya permintaan, Hendra berharap secara permintaan batu bara semakin meningkat ke depannya. Terlebih saat ini kondisi perekonomian secara perlahan mulai menggeliat termasuk China.
"Bergeraknya perekonomian akan mendorong peningkatan permintaan energi termasuk batubara. Meski demikian kondisi pasar batubara masih dalam situasi kelebihan pasokan atau oversupply. Diharapkan secara perlahan permintaan akan batubara semakin meningkat kedepannya," tutur Hendra.