Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengkalkulasi dampak pandemi virus corona atau Covid-19 terhadap sektor pertambangan nasional.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengatakan strategi Kementerian ESDM tetap berlandaskan kebijakan makro Pemerintah.
"Sampai dengan bulan April pengruh Covid-19 belum begitu terasa dari produksi dan peneirmaan negara. Yang dikhawatirkan terjadi pada april hingga akhir tahun," katanya dalam diskusi Info Corona bertajuk "Prakondisi Pembukaan Sektor Pertambangan/Perminyakan", Selasa (23/6/2020).
Irwandi menjelaskan, dampak pandemi dalam jangka panjang akan memengaruhi penerimaan negara sekitar 20 persen. Hal ini juga dipengaruhi penurunan harga komoditas minerba.
"Batu bara ini penurunnya [produksi] Mei 2020 turun 10 persen periode yang sama 2019. Permen ESDM No.7/2020 memungkinkan perusahaan [mengevaluasi] RKAB untuk ke depan," katanya.
Selain pengaruh pada produksi dan penerimaan negara, Covid-19 juga berdampak pada pengerjaan proyek smelter. Menurutnya, proyek smelter tertunda hingga akhir tahun, maka target operasi mundur hingga 2024.
Baca Juga
"Kemudian di 27 Maret sampai 5 April operasi pemurnian menjadi emas murni oleh ANTAM di Pulo Gadung itu agak terhenti. Ini juga sedikit menghambat ekspor emas ke luar negeri," tambahnya.