Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tengah berupaya membangkitkan aktivitas angkutan barang pada saat aktivitas angkutan penumpang menurun akibat pandemi Covid-19.
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Joni Martinus mengatakan selama masa awal pandemi virus corona ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) awal diterapkan di DKI Jakarta, terjadinya penurunan volume pengiriman dari Maret hingga April 2020 karena pandemi Covid-19.
Hal ini berimbas pada mitra KAI mengurangi volume angkutan barang seperti angkutan batu bara dan CPO untuk ekspor. Adapun, untuk produk domestik penurunan terjadi untuk pengiriman seperti angkutan BBM dan peti kemas.
Strategi kenormalan baru, jelasnya, KAI sudah menyiapkan prosedur protokol kesehatan Covid-19 yang ketat untuk petugas, pelanggan, maupun terhadap barang kiriman seperti menggunakan APD secara lengkap memakai masker, sarung tangan, penyemprotan disinfektan pada fasilitas pelayanan, serta tindakan pencegahan lainnya.
"Pada masa new normal, operasi angkutan barang tetap beroperasi normal, dan KAI juga akan terus menggiatkan angkutan retail seperti barang-barang e-commerce dan bahan pangan," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (18/6/2020).
Lebih lanjut, Direktur Utama Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan perusahaannya memang mengalami penurunan pendapatan dari sektor angkutan barang hingga 30 persen di tengah pandemi ini dari aktivitas normal.
Baca Juga
Kondisi penurunan ini sangat memukul kinerja perusahaan tersebut dan menyebut pendapatan pada 2020 secara total dapat mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan dengan 2019.
"Secara komposisi pendapatan angkutan penumpang itu 40 persen dari total pendapatan, sebesar 35 - 40 persen dari barang, 10 persen dari aset dan pendapatan lain-lain," katanya.
Dia menyebut dalam lima tahun ke depan pertumbuhan angkutan barang akan lebih tinggi dibandingkan dengan angkutan penumpang. Pertumbuhan volume angkutan barang ditargetkan hingga 20 persen per tahun sementara penumpang 10 persen per tahun, sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) KAI.
Targetnya, KAI akan merambah angkutan barang terutama di sektor energi dan gas. Pihaknya, terus bicara dengan produsen BUMN dan swasta guna menjajal kemungkinan pengangkutan kebutuhan logistiknya melalui kereta barang.
"Sebulan ini kami bertemu produksi dan transportasi ini, sinergi melakukan angkutan barang ini, dalam waktu dekat akan bertemu dengan para direksi Pelindo II, harapan kami bisa sinergi, kereta api masuk ke pelabuhan-pelabuhan," paparnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), aktivitas kereta api barang naik pada Kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2019 sebesar 6,69 persen menjadi 17,21 juta ton, sementara pada 2019 hanya 16,13 juta ton.
Walaupun diterpa pandemi virus corona, sebenarnya angkutan barang melalui kereta api secara keseluruhan mengalami tren peningkatan. Walaupun, sejak pandemi terjadi penurunan, yang ditunjukkan dari penurunan volume barang dari Maret ke April 2020 sebesar 7,1 persen atau dari 4,55 juta ton ke 4,23 juta ton.