Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Andalkan Pasar Domestik, Hotel di Asia Punya Titik Cerah

Staycation memberi peluang titik balik bangkitnya kembali bisnis perhotelan di kawasan Asia.
Hotel InterContinental Hong Kong. Industri perhotelan menjadi salah satu industri yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Hong Kong./InterContinental Hotel
Hotel InterContinental Hong Kong. Industri perhotelan menjadi salah satu industri yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Hong Kong./InterContinental Hotel

Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus Corona membuat kinerja properti hotel ambruk karena negara-negara mewajibkan pembatasan sosial atau lock down dan pembatasan perjalanan, terutama ke luar negeri.

Dengan kondisi seperti ini, banyak hotel yang akhirnya memberikan penawaran khusus kepada konsumen untuk diklaim ketika kondisi sudah kembali normal.

Penawaran ini ditujukan terutama bagi konsumen domestik yang masih diperbolehkan melakukan perjalanan dalam kota.

Di Asia, upaya penawaran tersebut menjadi tanda akan bangkitnya kinerja properti terkait pariwisata. Hal ini melihat adanya 115 juta perjalanan selama akhir pekan saat May Day di China.

Selain itu, jumlah pengunjung yang datang ke Pulau Jeju di Korea Selatan juga sudah mencapai 190.000 orang pada saat yang sama.

“Setelah aturan lock down diperlonggar di sejumlah negara di Asia, kami melihat konsumen mulai kembali berminat untuk jalan-jalan. Pemerintah tiap negara juga sudah mengajak untuk berlibur tapi domestik saja,” kata Charlie MacIldowie, Senior Vice President Investment Sales Asia di JLL Hotels & Hospitality Group, dalam laporan tertulisnya, Rabu (17/6/2020).

Hal ini juga lantaran pemerintah di negara-negara Asia mulai khawatir dengan kontribusi sektor pariwisata yang kian susut terhadap perekonomian. Mereka harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan khusus agar bisa mendukung pariwisata lokal.

Sejumlah upaya dilakukan seperti di Thailand, pemerintahnya sudah mengumumkan rencana untuk membangkitkan pariwisata lokal mulai Juli mendatang.

Sementara itu di Jepang, wisatawan dari 111 negara dilarang berkunjung. Pemerintahnya sudah mulai mengeluarkan stimulus kepada wisatawan domestik senilai US$185 atau sekitar Rp2,6 juta per hari melalui promo dan diskon di akomodasi, pusat belanja, dan restoran.

“Upaya yang dilakukan di seluruh Asia Pasifik ini bisa membawa kebangkitan untuk okupansi perhotelan,” ungkap MacIldowie.

Saat ini, imbuh MacIldowie, fokus para investor dan operator hotel adalah beralih ke lokasi-lokasi lain yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, supaya bisa merangkul lebih banyak wisatawan domestik.

“Lokasi-lokasi baru itu diharapkan bisa menarik wisatawan lokal untuk berkunjung setelah pembatasa sosial domestik dicabut,” kata Giuliano Esposito, Senior Vice President Strategic Advisory and Asset Management JLL Hotels & Hospitality Group.

Lokasi yang dimaksud adalah lokasi tengah kota penyangga yang mudah dijangkau seperti di Hangzhou di China dan Pattaya di Thailand yang bisa dijangkau tanpa harus bepergian menggunakan pesawat.

Membidik pasar wisatawan lokal melalui staycation dinilai bisa mengangkat sektor properti hotel jika dikelola dengan benar.

“Libur panjang dan harga diskon akan menggelitik wiasatawan untuk tinggal di hotel-hotel untuk staycation. Namun, kinerjanya masih akan bergantung pada aturan social distancing dan aturan lainnya yang bisa mempengaruhi permintaan,” imbuh Esposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper