Bisnis.com, JAKARTA – Bagi para pekerja kelas menengah dan menengah bawah, ternyata masih bisa cari rumah di kota-kota penyangga Jakarta seperti Bogor, Bekasi dan Depok, dan bisa sampai ke Jakarta dalam waktu singkat. Sebelum cari atau membeli, cek dulu harganya.
Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) kuartal I/2020, Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung memiliki harga properti yang lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar di Tangerang, Banten.
RIPMI menyebutkan, median harga properti per meter persegi di Bogor untuk rumah berada di Rp6,5 juta dan Rp16,4 juta untuk apartemen. Kemudian di Depok, median harga untuk rumah berada di posisi Rp8,3 juta dan Rp16,6 juta untuk apartemen. Sedangkan di Bekasi, media harga untuk rumah Rp8,7 juta dan Rp15,2 juta untuk apartemen.
Harga ini bahkan lebih murah dibandingkan dengan di Bandung yang median harga rumah per meter persegi mencapai Rp10,6 juta dan Rp17,1 juta untuk apartemen. Di Tangerang Selatan lebih tinggi lagi, dengan median harga rumah Rp14,5 juta dan Rp21,1 juta untuk apartemen.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa dengan harga yang lebih rendah dan permintaan besar, pasar properti di Jawa Barat masih punya cukup ruang untuk berkembang dan melakukan penyesuaian harga.
“Kondisi ini belum akan berubah sepanjang kuartal kedua 2020 ini. Jawa Barat masih akan menjadi wilayah yang lebih stabil dibandingkan wilayah-wilayah penyuplai hunian lainnya, bahkan jika situasi pandemi ini masih akan berlangsung hingga akhir Mei atau awal Juni, seperti yang diperkirakan sejumlah pengamat,” tegas Marine melalui laporan tertulisnya, Selasa (16/6/2020).
Baca Juga
Melihat data median harga tersebut, Bekasi menjadi yang punya harga terendah. Oleh karena itu, Bekasi masih jadi pilihan paling seksi dibandingkan Bogor dan Depok, terlebih bagi yang berminat untuk investasi.
“Di saat kota-kota lain di Jawa Barat menunjukkan kenaikan tak lebih dari 2 persen per kuartal, indeks harga properti di Bekasi menunjukkan kenaikan hingga 5 persen untuk rumah tapak. Ini tentu sangat menjanjikan untuk investor,” kata Marine.
Menurut Marine, kedekatan dengan wilayah DKI Jakarta memberi pengaruh positif terhadap harga properti. Seperti Bekasi Barat yang juga terdapat sejumlah kawasan hunian terpadu berskala besar. Hal itu turut mendorong pesatnya pertumbuhan harga properti di wilayah tersebut.
Sementara itu, harga properti yang masih rendah di Bekasi Timur memberikan prospek kenaikan harga yang lebih besar. Hal ini didukung upaya pemerintah dalam mengintegrasikan wilayah komuter yang memberikan keuntungan bagi Bekasi Timur.
“Misalnya LRT Bekasi-Cawang, jalan tol layang, hingga rencana MRT Balaraja-Cikarang. Pada akhirnya, jarak yang jauh antara Jakarta dan Bekasi Timur bukan menjadi masalah lagi saat infrastruktur penghubungnya semakin baik. Bekasi Timur bakal makin jadi incaran,” jelas Marine.
Menurut Marine, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsuing sampai sekarang ini, apalagi dengan adanya adaptasi kebiasaan baru menuju new normal, protokol kesehatan yang selama ini sudah berjalan bisa terus diterapkan termasuk di industri properti. Pembatasan atau pengurangan pertemuan tatap muka untuk sementara waktu masih harus dilakukan.
Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti.
Sementara itu, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.
