Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyalakan Mesin Ekonomi, Menko Airlangga Sebut 136 Daerah Persiapan Pembukaan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah pada kuartal II/2020 membuat terjadinya demand shock. Kondisi itu menurutnya membuat lembaga pemeringkat Moody’s memprediksi pertumbuhan Indonesia akan negatif.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) sesuai bertemu dengan Presiden Joko Widodo terkait penanganan dampak virus corona terhadap sektor ekonomi Indonesia di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) sesuai bertemu dengan Presiden Joko Widodo terkait penanganan dampak virus corona terhadap sektor ekonomi Indonesia di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Lewat kebijakan new normal atau kenormalan baru, pemerintah berharap dapat menghidupkan kembali mesin perekonomian. Oleh karena itu, ada 136 kabupaten/kota yang sedang dipersiapkan untuk dibuka kembali aktivitasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah pada kuartal II/2020 membuat terjadinya demand shock. Kondisi itu menurutnya membuat lembaga pemeringkat Moody’s memprediksi pertumbuhan Indonesia akan negatif.

Kendati demikian, Airlangga menyebut pemerintah sudah menerapkan kebijakan kenormalan baru. Langkah itu diharapkannya mampu menggerakan kembali mesin perkonomian.

“Per hari ini pemerintah sudah buka daerah yang hijau sebanyak 93 daerah kabupaten kota. Pemerintah sedang mempersiapkan daerah kuning sebanyak 136 kabupaten kota,” ujarnya dalam acara halal bihalal daring Asosiasi Emiten Indonesia, Kamis (11/6/2020).

Dia menjelaskan bahwa untuk membuka dan menutup daerah diperlukan persetujuan Pemerintah Daerah dan Gugus Tugas Covid-19. Daerah dengan status hijau artinya tidak terdampak penyebaran corona.

Adapun, daerah berwanarna kuning merupakan kota dan kabupaten dengan risiko rendah dan akan segera dibuka. Untuk 220 daerah berwarna oranye, memiliki tingkat risiko sedang dan 66 daerah berwarna merah.

“Perlu diperhatikan adalah pergerakan orang dari merah dan oranye ke daerah kuning dan hijau. Tetapi, kalau pergerakan barang sudah mulai dibebaskan,” jelasnya.

Airlangga mengharapkan kebijakan kenormalan baru dapat menjadi jalan untuk memulai kembali perekonomian. Dengan demikian, diharapkan akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai sekitar 2 persen.

Peer kita Filipina dan Vietnam juga diproyeksikan tumbuh positif akhir tahun,” imbuhnya.

Sebelumnya, dalam laporan bertajuk 'Global Economic Prospects' edisi Juni 2020, Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 tidak akan mengalami pertumbuhan atau 0 persen akibat dihantam dampak pandemi virus Corona (Covid-19).

Prediksi tersebut terjun bebas dari realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada 2019 (yoy) sebesar 5,02 persen. Meski demikian, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi bakal menanjak ke level 4,8 persen pada 2021.

Prediksi terbaru World Bank terkait proyeksi PDB Indonesia lebih rendah dari perkiraan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). Dikutip dari laporan berjudul 'World Economic Outlook' edisi April 2020, IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya 0,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh 0,4 persen pada tahun ini. Angka tersebut, menurut mantan pejabat Bank Dunia tersebut, merupakan skenario terburuk dari dampak pandemi virus Corona.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper