Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Hutama Karya

Hanya ada dua direksi lama yang bertahan di jajaran direksi Hutama Karya.
GEDUNG BUMN HUTAMA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P
GEDUNG BUMN HUTAMA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajarna direksi PT Hutama Karya (Persero). Hanya dua direksi lama yang bertahan sedangkan sisanya dihuni figur baru.

Berdasarkan salinan surat Kementerian BUMN yang diperoleh Bisnis, Kementerian BUMN mengangkat lima direksi baru untuk mengelola Hutama Karya. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. diangkat menjadi direktur utama, menggantikan Bintang Perbowo.

Sementara itu, empat direksi baru antara lain Mohammad Erry Soegiharto, Fery Febrianto, Hilda Savitri, dan Novias Nurendra. Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis Erry berasal dari kalangan internal Hutama Karya, pernah menjabat Kepala Divisi Legal. 

Sementara itu, Novias merupakan GM Departemen Pengembangan Sistem Wijaya Karya dan Ferry pernah menjabat Direktur Operasi Patra Jasa. Adapun Hilda tercatat sebagai Direktur di PT Indonesia Infrastructure Finance. Dua direksi yang bertahan adalah Aloysius Kiik Ro (wakil direktur utama) dan Suroto (direktur operasi).

Hutama Karya mendapat penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp11 triliun yang digunakan untuk mempercepat pembangunan jalan tol Trans-Sumatra di beberapa ruas.

Senior Executive Vice President (SEVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan bahwa pembangunan ruas-ruas tersebut antara lain Pekanbaru–Dumai sepanjang 131 kilometer sebesar Rp2 triliun, ruas Simpang Indralaya–Muara Enim sepanjang 119 kilometer senilai Rp3,2 triliun, ruas Pekanbaru–Pangkalan sepanjang 95 kilometer sebesar Rp4,3 triliun.

Kemudian, dana tersebut akan dipakai untuk menutup pembiayaan untuk ruas tol yang telah selesai yaitu Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung sepanjang 189 kilometer senilai Rp1,5 triliun.

Sebelumnya, pemerintah telah menyetujui untuk memberi suntikan berupa penyertaan modal negara (PMN) kepada Hutama Karya pada 2020 sebesar Rp3,5 triliun.

Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Hutama Karya rencananya kembali menerima PMN sebesar Rp7,5 triliun pada tahun ini. Nilai keseluruhan PMN yang akan diterima Hutama Karya tahun ini menjadi Rp11 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper