Bisnis.com, JAKARTA - Ketidakpastian situasi pemulihan pandemi Covid-19 dinilai bisa mempengaruhi realisasi volume kargo menjadi lebih fluktuatif pada kuartal II/2020.
Pakar Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning berpendapat hal tersebut dipengaruhi oleh faktor intervensi kebijakan kesehatan dan intervensi interaksi sosial seperti PSBB.
"Pembukaan kegiatan bertahap dengan pola new normal jelas akan mendorong kenaikan permintaan angkutan barang lewat laut. Utamanya yang ditopang mulai membaiknya tingkat konsumsi masyarakat, industri, dunia usaha dan pemerintah secara domestik," kata Saut, Selasa (3/6/2020).
Di sisi lain, ujar Saut, geliat menaiknya kegiatan pembukaan ekonomi di sekitar Indonesia khususnya sejumlah negara di Asia Timur seperti China, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan Taiwan juga akan menjadi pendorong motif dan realisasi aktivitas perdagangan internasional Indonesia.
Pihaknya menyebutkan berbagai komoditas importasi bahan modal industri ke Indonesia serta potensi ekspor dalam negeri berbasis sumber daya alam Indonesia termasuk perikanan, dan kargo bahan mentah lainnya seperti batubara dan bahan tambang lainnya.
Dia memprediksi adanya potensi kenaikan permintaan CPO ke berbagai negara-negara konsumen utama Indonesia baik India maupun negara Asia Timur di atas.
Baca Juga
Menurutnya, jika dua variabel ini secara faktual berpotensi menaik, yaitu volume konsumsi termasuk potensi perdagangan internasional, maka industri pelayaran, pelabuhan dan maritim nasional seharusnya tetap optimistis.
"Bahkan seharusnya bersiap diri untuk mengadaptasi bahkan potensi kenaikan tiba-tiba hingga potensi kongesti yang bisa saja terjadi di wilayah domestik Indonesia," paparnya.