Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti benar-benar tengah menghadapi kesulitan akibat terkena dampak virus corona jenis baru atau Covid-19 yang turut menghantam bisnis properti di semua lini selama beberapa bulan ke belakang.
Sejumlah pengembang pun tak bisa menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawannya karena tersendatnya arus kas perusahaan yang tak berputar.
Dalam keterbukaan informasi, sejumlah pengembang menyatakan bahwa virus corona telah berdampak pada kegiatan operasional. Akibatnya, sejumlah aktivitas pun berjalan secara terbatas bahkan terhenti kurang lebih satu hingga tiga bulan.
Pengembang PT Metropolitan Land bahkan tercatat telah melakukan PHK terhadap 17 karyawan dari 1.105 jumlah karyawan keseluruhan. Sementara, 221 lainnya terdampak dengan status lain.
Direktur Metropolitan Land Tbk., Olivia Surodjo mengatakan bahwa virus corona telah menganggu kegiatan di lini bisnis mal di Bekasi dan Cileungsi serta bisnis perhotelan di Bekasi, Cirebon, dan Bali.
Terhadap bisnis mal, pembatasan operasional diawali oleh pengurangan waktu buka hingga terbatasnya operasional sejumlah tenant mengingat hanya diizinkan membuka beberapa tenant sesuai ketentuan PSBB.
Baca Juga
Adapun, kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terdampak tersebut hanya mencapai 25 persen terhadap total pendapatan sepanjang tahun lalu.
"Perseroan berusaha memperkecil efek dari dampak wabah COVID-19 tersebut dengan menyiapkan beberapa kebijakan," kata Olivia, Rabu (27/5/2020).
Untuk meminimalisir dampak yang lebih jauh, Metland berusaha menjaga ketersediaan arus kas agar cukup membiayai kebutuhan operasional dan membayar kewajiban pinjaman bank sampai dengan akhir tahun.
Lalu, menerapkan proses bisnis yang lebih efisien dan efektif dalam kegiatan operasional, membatasi pengeluaran atas kegiatan promosi iklan dan pemasaran menunda pengembangan proyek baru, dan menunda atau memperlambat pembangunan proyek-proyek komersial yang sedang berlangsung.
"Kemudian, menunda pembelian lahan untuk perluasan proyek baru serta menjaga rasio keuangan perseroan sesuai dengan ketentuan yang telah disyaratkan oleh bank," kata dia.
Selain Metland, pengembang lain yang terdampak corona dan tak bisa menghindari PHK adalah PT Sentul City Tbk. Perusahaan berkode saham BKSL itu melakukan PHK terhadap 20 karyawan, sedangkan 89 orang terdampak dengan status lain.
Sekretaris Perusahaan BKSL Kwee Liana Kumala menyatakan bahwa corona telah berdampak pada penghentian kegiatan operasional selama 3 bulan.
Adapun, lini bisnis yang terganggu selama corona ini adalah hotel dan penjualan properti di Sentul City, Bukit Jonggol Asri, GazeIle Indonesia, Sentul PP Properti, dan Natura City Development di Serpong.
Padahal, dia mencatat bahwa kontribusi dari sektor yang dihentikan operasionalnya tersebut ke total pendapatan perusahaan mencapai 75 persen pada tahun lalu.
Untuk menghadapi dampak yang jauh lebih besar, BKSL telah melakukan perampingan organisasi, efisiensi, dan melakukan negosiasi dengan pihak kreditur untuk meminta keringanan, baik dari segi besaran bunga, tata cara dan tenggang waktu pembayaran bunga dan pokok pinjaman.
Nasib serupa juga menimpa PT Pikko Land Development Tbk. yang melakukan PHK terhadap 15 karyawannya, sedangkan yang telah dirumahkan berjumlah tujuh orang.
Direktur Utama PT Pikko Land Development Tbk. Nio Yantony mengatakan bahwa kondisi sulit ini berdampak signifikan pada proses penjualan perusahaan berkode saham RODA itu.
"Saat ini penjualan turun 90 persen," kata Nio pada Bisnis.
Kondisi ini membuat sebagian operasional Pikko Land telah dihentikan sementara selama kurang lebih 3 bulan, padahal kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang dihentikan itu mencapai 75 persen sepanjang tahun lalu.
Selain anjloknya penjualan, kata Nio, proses pembangunan proyek yang dikembangkan anak perusahaan pun terpaksa ada yang ditunda sementara waktu.