Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Volume Pengiriman Barang via Darat Anjlok 90 Persen

Jelang Lebaran 2020, pengusaha angkutan logistik darat malah kehilangan volume pengiriman hingga 90 persen.
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Jelang Lebaran 2020, pengusaha angkutan logistik darat malah kehilangan volume pengiriman hingga 90 persen. Hal ini terjadi karena persaingan angkutan barang yang semakin ketat dan kebijakan penanggulangan virus corona yang memperlambat aktivitas ekonomi.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan volume pengiriman barang anggotanya tengah menurun karena adanya persaingan baru baik dari moda darat maupun udara.

"Anggota [Aptrindo] memang lagi turun [volume angkutannya], apalagi sekarang bus bisa memuat barang, pesawat penumpang memuat barang juga," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (18/5/2020).

Dia menyebut penurunan volume angkutan barang tersebut cukup besar antara 60 persen hingga 90 persen. Penurunan yang cukup signifikan ini karena banyak usaha yang ditutup selama pandemi virus corona ini.

Bisnis yang tutup khususnya yang berkenaan dengan penerbangan, perhotelan, dan pariwisata yang terdampak paling parah. Selain itu, aktivitas bisnis yang berhenti ini turut berdampak terhadap aktivitas distribusi barang yang menjadi lebih sedikit.

"Covid-19 ini diikuti dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar [PSBB], kalau teman-teman tidak bisa usaha, maka lama-lama penghasilan juga akan turun. Di bulan pertama tidak masalah, tapi lama-lama habis juga," ujarnya.

Menurutnya, ketika ada kegiatan ekonomi, maka dampak berganda atau multiplier effect akan terjadi termasuk kepada sektor logistik yang menjadi urat nadi distribusi barang. Dengan demikian, geliat distribusi barang akan sangat dipengaruhi aktivitas ekonomi di satu daerah.

"Kalau semua di rumah ya kembali ke dasar, belanja kebutuhan-kebutuhan pokok saja. Tak ada uang untuk beli yang sifatnya di luar itu kecuali punya tabungan yang banyak, sementara banyak penduduk kita yang penghasilannya hanya cukup untuk hari demi hari," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper