Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Modern Tertekan Wabah Corona, Kemendag Buka Suara

Strategi penjualan secara daring dinilai Kemendag dapat menjadi solusi agar aktivitas penjualan ritel modern tetap dapat berjalan di tengah pandemi corona.
Gedung Kementerian Perdagangan./Setkab
Gedung Kementerian Perdagangan./Setkab

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan mendorong pelaku usaha ritel modern untuk memanfaatkan layanan pesan-antar dan kehadiran marketplace guna mengurangi tekanan akibat merosotnya penjualan di tengah wabah corona.n

Seperti diketahui, para pelaku usaha ritel modern menilai.pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terbatasanya aktivitas ekonomi pada momen Ramadan dan Idulfitri tahun ini pun diyakini berimbas pada omzet yang diterima pelaku usaha.

"Ramadan tahun ini dibarengi dengan pandemi Covid-19 sehingga transaksi perdagangan yang dilakukan harus memperhatikan physical distancing. Kondisi ini dengan sendirinya akan mengurangi omzet yang diperoleh ritel modern," kata Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi I Gusti Ketut Astawa kepada Bisnis, Minggu (17/5/2020).

Selain mendorong pemanfaatan penjualan daring, Ketut pun mengemukakan bahwa pihaknya juga memberikan pedoman pengendalian Covid-19. Pedoman ini disebutnya menjadi acuan agar diterapkan pada ritel modern yang diizinkan tetap melayani konsumen.

Sementara itu, Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menjelaskan bahwa percepatan migrasi penjualan ritel modern dari nondaring ke daring belum bisa berkontribusi besar pada biaya operasional yang harus dikeluarkan pelaku usaha.

"Kalau dulu mungkin hanya 5 persen penjualan secara total mungkin sekarang sudah di atas tersebut, di kisaran 7 persen. Tetapi tetap tidak bisa menutup operasional," imbuh dia.

Seiring belum jelasnya kapan industri ritel modern akan pulih, Budihardjo mengemukakan bahwa peritel telah mengusulkan skenario agar sejumlah lini usaha yang terimbas PSBB dapat kembali beroperasi. Dia mengatakan peritel siap mengimplementasikan prosedur ketat agar bisnis dapat bergerak beriringan dengan Covid-19.

"Kami usulkan Pemda membuat panduan bagaimana ekonomi berjalan bersama Covid-19 yang berisi bagaimana integrasi dari manufaktur, supplier, sampai ritel dan konsumen. Panduan ini akan menjadi new normal. Mungkin dengan ini tidak bisa pulih 100 persen, tapi dengan 60 sampai 65 persen setidaknya sudah ada perputaran dahulu," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper