Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

295 Juta Smartphone Terjual Pada Kuartal I/2020, Xiaomi Juara?

Segmen premium menjadi ruang yang paling tahan krisis ekonomi dalam penjualan telepon seluler pintar atau smartohone. Konsumen menyesuaikan diri dengan standar normal baru yang membutuhkan telepon seluler dengan internet dan data kencang.
Ilustrasi/ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Ilustrasi/ANTARA FOTO-Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA Hingga kuartal pertama 2020, sebanyak 295 juta telepon genggam terjual di seluruh dunia.

Dalam penjualan ini, Samsung masih menjadi pemimpin penjualan ponsel cerdas selama kuartal ini. Samsung yang berasal dari Korea Selatan itu menguasai penjualan 20 persen atau seperlima produksi telepon genggam pintar global.

Sementara, pesaing dari China dalam periode yang sama melampaui Apple dengan meningkatkan penetrasinya di China. Disebutkan separo telepon genggam Huwai diserap pasar China.

Raksasa Apple yang baru saja meluncurkan iPhone SE pada pertengahan April 2020 lalu dilaporkan mengalami penurunan penjualan telepon genggam sebesar 5 persen. Apple mengalami penurunan penjualan tipis di Eropa dan Asia.

Pemain lain dari China, Xiaomi mencatatkan dalam periode yang sama tumbuh 7 persen YoY. Merek ini berjaya di India yang memiliki pasar sangat besar. Di tanah para dewa itu, Xiomi menguasai pasar  lebih dari 30 persen semenjak Q1 2018.

Meski merek global ini menunjukan penguasaan pasar tidak banyak berubah, namun secara keseluruhan penjualan total telepon genggam di seluruh dunia mencatatkan rekor terburuk semenjak 2014 pada kuartal pertama 2020.

Dilansir Antara, Senin (11/5/2020) total penjualan di kuartal I/2020 ini mencapai 295 juta unit. Sementara dalam periode yang sama tahun lalu jumlah penjualan telepon genggang pintar mencapai 341 juta unit.

Penurunan penjualan dalam jumlah besar ini didorong oleh menyusutnya pasar China. Negeri panda tercatat hanya menyisakan ruang penguasaan pasar menjadi 22 persen. Padahal tahun lalu orang China menjadi pembeli ponsel terbanyak di dunia dengan 27 persen pasar global.

 "Konsumen, di bawah masa yang tidak pasti ini, kemungkinan akan menahan melakukan banyak pembelian diskresioner yang signifikan. Ini berarti siklus penggantian cenderung menjadi lebih lama," kata Tarun Pathak, Associate Director di Counterpoint Research, dikutip Senin.

 Diramalakan pada kuatal II/2020 efek pandemi Covid-19 belum akan berakhir. Kinerja penjualan smartphone kemungkinan akan lebih buruk. Terdapat harapan bagi produsen di pasar China. Saat banyak pasar utama dunia sedang menerapkan lockdown, negeri itu telah memulai menjalankan kembai bisnis.

Ke depan, merek dengan pangsa lebih besar di China, seperti Huawei, berada dalam posisi yang lebih baik daripada merek seperti Samsung, yang hampir semua pasar utamanya tetap terkunci,” ulas laporan itu.

 Dari sisi saluran penjualan, merek-merek dengan kehadiran online yang lebih tinggi cenderung lebih kebal daripada yang offline. Beberapa permintaan offline dialihkan ke online.

Segmen premium menjadi ruang yang paling tahan krisis ekonomi. Konsumen menyesuaikan diri dengan standar normal baru yang membutuhkan internet dan data kencang. Kondisi ini membuat penjualan telepon genggam di segmen premium cenderung meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper