Bisnis.com, JAKARTA - Air Asia Indonesia optimistis akan mampu melanjutkan pertumbuhan positif yang telah dicapai pada 2019, melalui sejumlah strategi ketika industri ini memasuki masa pemulihan jika pandemi akibat virus corona atau Covid-19 berakhir.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga mengatakan pada tahun lalu pendapatan perusahaan mampu tumbuh lebih dari 20 persen. Untuk dapat melanjutkan target tersebut, maka pada saat pemulihan, ada sejumlah rencana strategis yang perlu tetap dilakukan.
Pertama, kata dia, terkait dengan melanjutkan pengembangan rute baru. Sejalan dengan itu peningkatan kapasitas muat atau load factor yang dilayani guna mencari rute yang potensial untuk dapat dioptimalkan.
“Hal itu akan kami terapkan kalau sudah masuk recovery. Tapi sekarang belum ngomong ini dulu. Sehingga strategi pertama kami telah lakukan dengan mengikhlaskan layanan berjadwal, sedangkan yang non-berjadwal bisa dikondisikan agar perlindungan dan pencegahan lebih maksimal,” jelasnya, Senin (4/5/2020).
Menurutnya menjadi kondisi yang wajar saat ini jika perusahaan menjadi susah bergerak akibat kondisi keuangan dan pendapatan yang terbatas. Namun, sebut Vera, secara jangka panjang jika langkah tersebut tidak diantisipasi terlebih dahulu justru akan pendapatan jangka panjang juga tidak bisa diperoleh.
Untuk saat ini, guna mengakali beban operasional yang membengkak, maskapai dengan jenis layanan minimum tersebut telah berkoordinasi dengan Angkasa Pura supaya bisa memperoleh termin yang lebih lunak.
Baca Juga
“Kalau ada kewajiban biaya kami minta kebijaksanaan sebisa mungkin. Kepada pemerintah dan jajaran penerbangan penerbangan udara. Untuk bisa memberikan pelunakan yang buat airasia bisa lebih kuat dalam pertahankan operasionalnya saat Covid-19,” imbuhnya.
Sejauh ini maskapai asal negeri Jiran tersebut juga telah mengajukan kepada pemerintah terkait dengan keringanan dalam bentuk bea masuk, pph pajak, pph yang lain berkaitan dengan proses masuknya suku cadang. Selain itu juga biaya kebandarudaraan, adanya pinjaman lunak dari pemerintah dan relaksasi kredit.
Komponen biaya leasing pesawat, lanjutnya juga besar sehingga negosiasi dengan perusahaan leasing terus dilakukan secara grup perusahaan. Bentuk negosiasi yang telah dilakukan misalnya agar adanya keringanan pembayaran yang diundur.
Emiten berkode saham CMPP tersebut juga menempuh sumber pendanaan baru.
“Pasti terganggu namanya revenue turun secara signifikan dampak cashflow berkaitan dengan capital bonds bukan satu jalur. Semua itu harus koordinasikan kita belum bisa memberikan paparan komplit. Sebagai entity public listed bisa mempublikasi sourcing kapital baru minta izin dulu ke shareholder,”tekannya.