Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Properti Mengalami Penurunan Terendah Sejak 5 Tahun Terakhir

Sejauh ini industri properti telah anjlok 60 persen dibandingkan dengan tahun 2019, menjadi yang terendah dalam 5 tahun terakhir.
Pekerja beraktifitas di proyek pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktifitas di proyek pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Industri properti tampaknya harus rela menunda kebangkitannya pada tahun ini setelah mengalami kelesuan hebat sejak beberapa tahun belakangan. 

Indonesia Property Watch menyatakan bahwa sektor properti terpukul hebat akibat sentimen yang melanda perekonomian, salah satunya dikarenakan virus corona baru atau Covid-19.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Advisory Group Ali Tranghanda mengatakan bahwa sejauh ini industri properti telah anjlok 60 persen dibandingkan dengan 2019. Penjualan merosot tajam menyusul aktivitas yang juga terbatas.

"Tahun lalu sektor properti malah tumbuh 10,9 persen dibandingkan dengan 2018. [Kalau untuk tahun ini] turun minimal 60 persen," ujar Ali kepada Bisnis, Senin (4/5/2020).

Dalam catatan Bisnis, rerata pertumbuhan industri properti setiap tahunnya berkisar 5 persen. Sejumlah pakar, pengembang, dan pegiat bisnis properti sebelumnya memproyeksikan industri ini setidaknya dapat tumbuh di antara 5 persen hingga 8 persen.

Hanya saja, Ali menyatakan bahwa untuk tahun ini proyeksi pertumbuhan cenderung negatif mengingat telah anjloknya bisnis ini selama kuartal pertama, yang tecermin dari beberapa survei IPW. 

Berdasarkan survei IPW di pasar perumahan primer, misalnya, wilayah Jabodebek-Banten selama kuartal I/2020 anjlok dengan besaran nilai rata-rata 50,1 persen. 

Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Bekasi sebesar 56,0 persen, Bogor 55,3 persen, Depok 50,9 persen, dan wilayah lainnya. Adapun penurunan terendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2 persen.

Penurunan tertinggi juga terjadi di segmen harga rumah di bawah Rp300 jutaan yang turun sebesar 62,5 persen (qtq) atau sebesar 68,8 persen (yoy). 

Padahal, segmen residensial diharapkan menjadi penopang penjualan ketika pasar apartemen dan subsektor lainnya menurun sangat tajam. Lagi pula, pukulan telak untuk bisnis properti dinilai akan semakin terasa ketika memasuki kuartal II/2020.

"Tahun ini merupakan penurunan terendah sektor properti dalam 5 tahun terakhir," ujar Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper