Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Kesulitan Bayar THR, Ekonom: Pinjaman Lunak Jadi Solusi

Pinjaman lunak jadi soluasi bagi pengusaha yang kesulitan membayarkan THR
Foto aerial kawasan industri MM2100 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial kawasan industri MM2100 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai pemberian pinjaman lunak pada perusahaan khususnya guna memenuhi kewajiban pembayaran THR pada karyawan pada bulan depan saat ini memang menjadi solusi yang tepat kendati dibayangi sejumlah tantangan pula.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan saat ini harapan semua pihak tentu pengusaha tetap akan membayarkan THR kepada pegawainya. Namun, dapat dipahami juga kondisi tekanan cash flow yang defisit sekarang sangat membebani perusahaan.

"THR akan menjadi semacam bantuan tunai bagi pegawai yang masuk di kelompok masyarakat bawah dalam menghadapi wabah covid-19. Namun, THR tidak terlalu berpengaruh bagi pegawai yang dalam level manajerial dan memiliki gaji besar," katanya, Jumat (24/4/2020).

Piter mengemukakan dengan mempertimbangkan hal tersebut pemerintah dapat mengambil jalan tengah dengan memberikan bantuan seperti pinjaman lunak kepada perusahaan guna melaksanakan kewajibannya membayar THR. Khususnya kepada pegawai yang diperhitungkan sangat membutuhkan THR.

Pemberian pinjaman lunak kepada dunia usaha ini dalam bentuk yang bisa berbeda-beda juga dilakukan di banyak negara. Artinya, hal tersebut saat ini menjadi skema yang sangat dibutuhkan.

"Saya kira di Indonesia bentuk atau skimnya bisa umum saja dengan penerbitan surat utang berbunga rendah yang dibeli pemerintah atau bank sentral sebagaiaman sudah dilakukan oleh The Fed," ujar Piter.

Meski demikian, lanjut Piter, tantangannya adalah mengidentikasi perusahaan yang kaya dan berapa besar kebutuhannya. Dengan kata lain, risiko moral hazard sangat besar.

Pasalnya, perusahaan yang tidak berhak jangan sampai ikut memanfaatkan pinjaman. Pada akhirnya, kata Piter, tentu semua pihak tidak ingin terulang kembali permasalahan seperti BLBI dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper