Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menawarkan opsi pinjaman lunak (soft loan) kepada pelaku industri untuk membantu castflow perusahaan ataupun dana talangan tunjangan hari raya (THR).
Adapun usulan soft loan dari pemerintah untuk membantu cashflow perusahaan yang bermasalah dengan bukti keuangan aktual, menjadi satu dari 19 usulan paket stimulus dan kebijakan tambahan sektor industri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan untuk menghadapi Covid-19, Kemenperin mengusulkan stimulus untuk mendukung industri yang terdampak, antara lain pemberian soft loan dari pemerintah untuk membantu cashflow perusahaan, pinjaman dana talangan untuk Tunjangan Hari Raya (THR), pemberian relaksasi kepada pelaku usaha dalam pembayaran utang untuk jangka waktu tertentu, serta keringanan penurunan bunga.
“Diharapkan dengan adanya soft loan, pengusaha bisa memberikan THR kepada karyawan tanpa mencicil,” katanya, Selasa (21/4/2020).
Opsi stimulus ini, diusulkan mengingat 60 persen industri perlu diberikan perhatian lebih karena dianggap paling terdampak penurunan permintaan, sementara 40 persen dalam kondisi moderat dan permintaan tinggi.
Saat ini, sektor dengan permintaan tinggi meliputi industri alat kesehatan, farmasi, serta makanan dan minuman.
Baca Juga
Menurut Menperin, sektor industri tengah melakukan refocusing untuk membantu upaya pemerintah dalam memperkuat sektor industri kategori high demand dan sesuai dengan arahan Presiden yang menghendaki kebutuhan tersebut diharapkan dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri.
Agus menambahkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya agar industri manufaktur mendapatkan kepastian berusaha serta mendapatkan perlindungan saat masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19.
Dalam merealisasikan upaya tersebut, Kemenperin melakukan pemetaan sekaligus menginisiasi stimulus agar sektor manufaktur mampu terus berkontribusi positif pada perekonomian nasional di tengah masa tanggap darurat Covid-19.
“Upaya itu dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang kami buat, agar industri manufaktur tetap berkontribusi positif terahadap perekonomian dan tetap bertahan hingga Covid-19 berakhir,” tambahnya.
Sebelumnya, Kemenperin juga akan memberikan bantuan bagi industri kecil menengah (IKM) pada masa penyebaran wabah Covid-19.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan bantuan yang diberikan adalah memfasilitasi soft loan oleh sektor perbankan ke pelaku IKM dengan bunga yang lebih rendah dari kredit usaha rakyat (KUR).
Seperti diketahui, bunga KUR saat ini berada di posisi 6 persen pada tahun ini. "Kami mengajukan [bantuan berupa] pinjaman lunak yang bunganya lebih kecil dan KUR untuk membayar pegawainya yang dirumahkan biar cash flow-nya lancar' untuk beli bahan baku yang saat ini harganya lebih tinggi dari hari biasa; dan untuk bayar THR [tunjangan hari raya]," katanya kepada Bisnis, Selasa (7/4/2020).
Di sisi lain, Gati mengamati sebagian besar pelaku IKM telah mengganti lini produksi ke produk dengan permintaan tinggi. Gati mencontohkan bahwa saat ini pelaku IKM garmen tidak lagi memproduksi garmen, tapi masker.
Adapun, Gati berujar pihaknya masih menggodok aturan teknis produksi dan distribusi IKM selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun demikian, lanjutnya, Kementerian akan memprioritaskan pabrikan yang memiliki permintaan tinggi saat ini.
"Untuk [pabrikan dengan] demand tinggi, distribusi dan produksinya diprioritaskan," ujarnya.