Bisnis.com, JAKARTA – Para pengusaha penyewa pusat perbelanjaan tahun ini diyakini tidak akan lagi bisa memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini sebagai periode mereguk cuan.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan sejumlah peritel seperti fesyen dan aksesoris menjadi yang paling terdampak dan paling sulit memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran.
Pasalnya, para pengusaha di sektor tersebut sudah terlanjur menstok barang untuk penjualan Ramadan dan Lebaran sejak Januari.
“Jadi sekarang banyak dari kami yang mengalami overstock. Beberapa barangnya masih tertahan di supplier karena kami masih kesulitan untuk menjualnya. Apalagi mal-mal banyak ditutup saat PSBB baik di DKI Jakarta maupun daerah,” katanya, Kamis (23/2/2020).
Di sisi lain dia memprediksi penjualan secara rata-rata pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa turun 80-90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini para pengusaha penyewa pusat perbelanjaan cenderung hanya bisa memanfaatkan kanal daring untuk menjual produknya.
“Penjualan online ini, paling-paling hanya bisa menopang 10-15 persen dari total penjualan kami saat periode normal. Mau bagaimana lagi, sejauh ini cuma strategi itu yang bisa kita manfaatkan saat pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Baca Juga
Padahal, menurutnya, penjualan saat Ramadan dan Lebaran, biasanya menyumbang 30 persen dari total pendapatan para penyewa sepanjang tahunnya.
Di sisi lain, tekanan lain juga diprediksinya muncul dari perpanjangan masa PSBB oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Adapun, Pemprov DKI Jakarta memutuskan PSBB diperpanjang hingga 22 Mei 2020, atau sehari sebelum Idulfitri,
“Kami awalnya berharap sekitar tanggal 15 Mei kita sudah bisa buka normal. Tapi dengan adanya perpanjangan PSBB ini. Praktis kami tidak punya harapan lagi untuk buka normal. Tidak mungkin memacu penjualan hanya sehari sebelum Idulfitri,” ujarnya.
Selain itu, adanya larangan mudik, diperkirakannya bakal menggerus penjualan para pengusaha penyewa pusat perbelanjaan di daerah. Pasalnya, Ramadan dan Lebaran menjadi ajang bagi para pengusaha di daerah untuk memacu penjualan semaksimal mungkin.