Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirjen Pajak Permudah Pelaporan, Sanksi 2 Persen jika Kurang Bayar

Kementerian Keuangan memberi kelonggaran penyampaian kelengkapan laporan pajak tahunan hingga 30 Juni 2020.
Petugas Pajak melayani wajib pajak untuk mengisi form pelaporan SPT Pajak Tahunan melalui daring di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I di Medan, Sumatera Utara, Senin (2/3/2020). Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengingatkan batas pelaporan untuk wajib pajak pribadi sampai tanggal 30 April 2020 ./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Petugas Pajak melayani wajib pajak untuk mengisi form pelaporan SPT Pajak Tahunan melalui daring di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I di Medan, Sumatera Utara, Senin (2/3/2020). Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengingatkan batas pelaporan untuk wajib pajak pribadi sampai tanggal 30 April 2020 ./ANTARA FOTO-Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengingatkan masyarakat untuk melakukan pelaporan SPT Tahunan paling lambat 30 April 2020.

Untuk memudahkan pelaporan akibat pembatasan sosial, maka Direktorat di bawah Kementerian Keuangan itu memberi kelonggaran dokumen bagi wajib pajak (WP) agar memudahkan.

Berdasarkan ketentuan dari Dirjen Pajak, WP Badan cukup menyampaikan formulir 1771 dan lampiran 1771 I -VI, transkrip kutipan eleman laporan keuangan sebagai pengganti sementara dokumen laporan keuangan, dan bukti pelunasan pajak jika SPT kurang bayar.

Sedangkan untuk orang pribadi (OP), wajib pajak cukup menyampaikan formulir 1770 dan lampiran 1770 I - IV, neraca menggunakan format sederhana, dan bukti pelunasan pajak jika SPT kurang bayar.

Meski memberi kelonggaran dalam penyampaian SPT tahunan, wajib pajak diberi tenggat memenuhi seluruh berkas paling lambat pada 30 Juni 2020 lewat SPT pembetulan.

Dalam SPT Pembetualan ini, wajib pajak tidak dikenai denda atas keterlambatan penyampaian SPT tahunan, tetapi akan ada sanksi bunga sebesar 2 persen per bulan bila ada kekurangan bayar terhitung setelah 30 April 2020.

Fasilitas ini tidak dapat dimandaatkan oleh WP yang menyatakan lebih bayar dan meminta restitusi dipercepat atau oleh WP yang menyampaikan SPT setelah 30 April 2020.

"Dengan relaksasi ini diharapkan wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan tidak menunda menyetorkan pajak yang terutang karena pajak yang dibayarkan sangat diperlukan oleh negara dalam penanganan wabah Covid-19," ujar DJP daam keterangan resminya, Sabtu (18/4/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper