Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kinerja perdagangan Indonesia belum dapat lepas dari tekanan akibat wabah corona dan pelambatan ekonomi global.
Dia memprediksi laju impor Indonesia bisa mengalami penurunan kembali setelah sempat naik pada Maret 2020.
“Impor ini nampaknya akan mulai membelok ke bawah lagi setelah sempat naik pada maret dan turun lagi bulan-bulan ke depan,” katanya, dalam konferensi pers daring, Jumat (17/4/2020).
Adapun, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) ilai impor Indonesia Maret 2020 mencapai US$13,35 miliar, naik 15,60 persen dibandingkan dengan Februari 2020. Sementara itu, apabila dibandingkan Maret 2019 turun 0,75 persen.
Penurunan impor tersebut menurutnya, akan menjadi perhatian pemerintah. Dia mengaku akan mewaspadai tekanan dari sisi perdagangan tersebut.
“ini tema yang akan kita perhatikan dalam mengelola APBN mulai maret April ini,” ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan data BPS neraca perdagangan Maret 2020 mengalami surplus US$743 juta.
Kondisi surplus ini dipicu oleh posisi ekspor yang lebih besar dari impor pada Maret ini. Untuk nilai ekspor, mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23 persen dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, nilai impor pada Maret 2020 mencapai US$13.35 miliar dollar AS. Posisi ini meningkat 15,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya.