Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan pada Maret 2020 berkontribusi positif dalam memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia, khususnya di tengah ketidakpastian kondisi global yang meningkat seiring penyebaran virus corona (COVID-19).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko melalui keterangan resminya, Rabu (15/4/2020).
Adapun, neraca perdagangan Indonesia Maret 2020 tercatat surplus US$743,4 juta. Surplus tersebut terutama dikontribusi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas sejalan dengan tetap positifnya kinerja ekspor nonmigas di tengah peningkatan impor nonmigas.
Sementara, defisit neraca perdagangan migas stabil jika dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya, dipengaruhi penurunan impor migas yang sedikit lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.
Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada kuartal I/2020 surplus US$2,62 miliar, membaik signifikan dibandingkan dengan neraca perdagangan pada kuartal IV/2019 yang defisit US$1,28 miliar.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," kata Onny.
Baca Juga
Di samping itu, Onny menuturkan neraca perdagangan nonmigas Maret 2020 tetap surplus yakni sebesar US$1,68 miliar, meskipun menurun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya senilai US$3,46 miliar.
Perkembangan tersebut ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas yang masih baik, terutama produk pertanian seperti pakan ternak, perikanan, dan hasil olahan makanan lain, di tengah kenaikan kinerja impor nonmigas terutama terkait impor konsumsi dan bahan baku.
Sementara itu, Onny menambahkan, defisit neraca perdagangan migas pada Maret 2020 tercatat senilai US$0,93 miliar, tidak banyak berbeda dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$0,94 miliar.
Defisit yang stabil tersebut didukung oleh penurunan impor migas terutama dalam bentuk hasil minyak, sejalan dengan perlambatan aktivitas ekonomi global.