Bisnis.com, JAKARTA - Jasa Tirta II melakukan program padat karya tunai bersama 70 warga lokal dengan gotong royong pembersihan sampah dan eceng gondok di perairan Waduk Jatiluhur pada Sabtu, 11 April 2020.
Hal ini guna mengantisipasi dan mengurangi pergerakan sampah eceng gondok dan keramba jaring apung (KJA). Gotong royong dilaksanakan melalui padat karya tunai bersama 70 warga lokal di beberapa titik berbeda di sekitar sungai Citarum dengan 8 perahu nelayan, 1 ekskavator dan 2 dump truck.
Gotong royong juga akan memasang buoy dan sling pembatas untuk mencegah pergerakan eceng gondok dan sampah KJA agar tidak mendekati Morning Glory dan untuk pengamanan bendungan. Morning Glory sebagai ikon Waduk Jatiluhur yang merupakan menara pelimpah air.
"Kegiatan di saat wabah Covid-19 ini tetap mengutamakan aspek physical distancing dan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19," kata Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II Nandang Munandar melalui siaran pers, Selasa (14/4/2020).
Menurutnya, padat karya tunai gotong royong bersih-bersih waduk menjadi salah satu bentuk kepedulian Jasa Tirta II kepada warga lokal. Hal ini menyusul imbauan pemerintah untuk menghentikan aktivitas di luar rumah yang membuat sebagian besar pekerja harian terdampak.
"Melalui gotong royong dengan program padat karya tunai ini masyarakat yang turut serta gotong royong memperoleh pengganti transport dan makanan harian, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19," katanya.
Baca Juga
Dia mengatakan, kondisi waduk yang bersih dari sampah dan eceng gondok akan meminimalisasi masuknya sampah ke lubang Morning Glory.
Sementara itu, General Manager Wilayah IV Jasa Tirta II Anom Soal Herudjito mengatakan gotong-royong pembersihan sampah dan eceng gondok merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjaga kebersihan dan pengamanan Waduk dan PLTA Ir. H. Djuanda serta membantu pendapatan masyarakat.
"Waduk bersih akan memudahkan pemantauan dan pengawasan serta mendukung olahraga air, termasuk yang di bawah pembinaan Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), serta memaksimalkan dalam pengendalian banjir," katanya
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dikelola dengan Sistem Waduk Kaskade yang tersusun dari hulu ke hilir, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur (Ir. H.Djuanda).
Adapum air keluar (limpasan) dari Waduk Saguling akan ditampung (diredam) oleh Waduk Cirata dan selanjutnya air keluar dari Waduk Cirata akan ditampung (diredam) oleh Waduk Jatiluhur sebelum mengalir ke hilir Sungai Citarum meliputi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi.
Pengelolaannya terkoordinasi di bawah Tim Koordinasi Pengelolaan Bendungan Kaskade Citarum (TKPBKC).
Meski tampungan air di Waduk Saguling hampir mencapai batas elevasi, Jasa Tirta II memastikan kapasitas Waduk Jatiluhur masih aman untuk menampung aliran Sungai Citarum di dua waduk di atasnya sehingga Jasa Tirta II akan dapat mengurangi potensi banjir di hilir Sungai Citarum.
"Walaupun dalam kondisi mendekati limpas, Jasa Tirta II memastikan Waduk Jatiluhur akan tetap aman dengan pola operasi waduk yang dinamis sesuai dengan kondisi di lapangan," kata Anom.