Bisnis.com, JAKARTA – Para pengusaha satu suara dalam menyikapi keputusan Kementerian Perdagangan untuk menunda gelaran Trade Expo Indonesia ke-35 yang rencananya digelar pada 30 September–4 Oktober 2020.
Langkah tersebut dinilai telah tepat mengingat kondisi perdagangan global yang masih dipenuhi ketidakpastian akibat wabah virus corona atau Covid-19.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menyatakan, efek pelaksanaan TEI terhadap dorongan ekspor sendiri tak akan terlalu terasa seandainya tetap dilaksanakan. Pasalnya, perdagangan yang tercipta dari kegiatan tersebut amat bergantung pada animo pasar internasional terhadap produk yang ditawarkan Indonesia.
"Selama wabah masih berlangsung di level internasional, permintaan pasar internasional terhadap produk nasional akan terus terkontraksi sehingga transaksi perdagangan dan ekspor nasional akan terus tertekan baik secara nilai maupun volume," kata Shinta kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).
Tekanan ekspor pun dinilainya akan semakin terasa jika Indonesia tidak mampu menciptakan dan memasok komoditas perdagangan yang masih tinggi permintaannya. Menurutnya, produk-produk yang masih mendapat permintaan tinggi di pasar dalam kondisi saat ini adalah alat kesehatan, produk obat-obatan, dan komoditas pangan.
Hal senada pun diungkapkan oleh Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Handito Joewono.
Baca Juga
Dia mengapresiasi penundaan ini, termasuk langkah Kemendag untuk penghematan anggaran dengan mengurangi belanja perjalanan dinas, paket rapat, dan kegiatan pameran seperti Trade Expo Indonesia, World Dubai Expo, Pangan Nusa dan pameran dalam negeri lainnya.
Meskipun ditunda pelaksanaannya pada tahun ini, Handito berharap Kemendag dapat tetap menggelarnya ketika situasi sudah kondusif.
“Saya usul pelaksanaan TEI bisa digelar pada awal 2021 mendatang demi mendongkrak pemasaran produk ekspor nasional,” katanya. .
