Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan dalam paket stimulus fiskal sebesar Rp405,1 triliun untuk penanganan virus corona, terdapat sejumlah anggaran yang akan disalurkan melalui perusahaan pelat merah.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan salah satu alokasi dari paket tersebut adalah subsidi tarif dasar listrik yang disalurkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kepada pelanggan 450 VA dan 900 VA. Sejauh ini, belum ada perluasan subsidi untuk pelanggan dengan tarif dasar listrik yang lebih tinggi.
“Tentu kalau ada permintaan 1.300 VA saya coba sampaikan tapi otoritas tidak di saya. Tapi, saya sampaikan ke Presiden atau ke Menko Perekonomian,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/4/2020).
Dari total dana tersebut, terdapat sekitar Rp150 triliun alokasi untuk sektor finansial. Namun, Erick menyatakan tidak seluruhnya akan diserap oleh bank pelat merah. Dia hanya memastikan ada alokasi sekitar Rp1,4 triliun untuk pendanaan rumah murah yang akan disalurkan melalui PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Di luar itu, BUMN juga akan berperan dalam penyerapan alokasi dana untuk bantuan pangan melalui Perum Bulog. Namun, dia menyatakan dari total dana Rp25 triliun untuk sektor pangan, tidak akan seluruhnya diserap oleh Bulog.
“Rp25 triliun untuk bahan pangan, tetapi apakah itu semua ke Bulog, saya belum dapat konfirmasi. Tetapi ada dana cadangan, Bulog juga masih punya stok 1,2 juta ton beras,” katanya.
Baca Juga
Pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp405,1 triliun dalam upaya menangani dampak penyebaran virus corona di Indonesia. Alokasi ini termasuk, tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 senilai Rp255,1 triliun. Anggaran belanja tersebut terbagi ke dalam beberapa kelompok, yakni kesehatan, social safety jaring pengaman sosial, dan dukungan industri.