Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan jasa pengiriman ekspres melakukan penyesuaian standar pelayanan (service level agreement) guna bertahan di tengah pandemi virus corona yang membuat aktivitas pengiriman melalui udara di beberapa daerah terganggu.
Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan secara prinsip aktivitas terkait dengan logistik harus tetap berjalan. Pasalnya, pasokan logistik ke berbagai daerah tetap harus berjalan memenuhi kebutuhan masyarakat kendati pergerakan penumpang dihentikan.
Namun, dengan adanya beberapa layanan bandara yang ditutup dan penerbangan berkurang membuat aktivitas pengiriman ekspres tidak dapat memenuhi standar pelayanannya.
"Kalau airport ditutup kami juga tidak bisa mendorong [bandara] dibuka, kalau kota ditutup kargonya tetap [harus] jalan. Dengan adanya dispensasi itu, kami dapat dispensasi dari pemerintah [Kemenkominfo] untuk tetap menjalankan aktivitas logistik, tetapi kami tidak bisa janji [dari sisi waktu], karena bandara ditutup dan penerbangan ditutup," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2020).
Asperindo memaklumi kondisi saat ini karena berbagai upaya daerah yang mulai melakukan karantina wilayah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dengan demikian, dia pun berjanji aktivitas logistik jasa pengiriman ekspres tetap akan berjalan dengan standar pelayanan yang sedikit berbeda.
Menurutnya, aktivitas logistik terutama pengiriman ekspres menjanjikan ketepatan waktu dengan standar pelayanan tinggi seperti layanan sehari sampai dari beberapa perusahaan jasa pengiriman ekspres.
Baca Juga
"Setiap perusahaan punya standar pelayanan masing-masing, ada yang layanan sifatnya urgen layanan premium hari ini kirim dan besok sampai. Problemnya tujuan luar pulau yang pakai penerbangan udara, banyak penerbangan udara berkurang dan beberapa bandara ditutup ini tentu pengaruh ke aktivitas kami," jelasnya.
Dengan demikian, standar pelayanan sehari sampai misalnya, tetap tidak dapat dilaksanakan, walaupun aktivitas logistik menuju daerah-daerah tersebut tidak berhenti, karena akses darat dan laut masih mungkin dilakukan.
"Karena itu tadi logistik ini tidak boleh alami hambatan, kalau ini udara dan bandara ditutup tidak ada moda lain yang bisa digunakan untuk sampai ke daerah tersebut, mau bagaimana lagi," tuturnya.