Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA: Usaha Pelayaran Bisa Bangkrut Akibat Corona

Ada empat aspek yang terdampak di bisnis sektor pelayaran akibat belum mewabahnya virus corona.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto (kiri) berbincang dengan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, di sela-sela diskusi Jembatan Timbang dan Kebijakan Penurunan Muatan Berlebih Angkutan Barang di Jakarta, Senin (23/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto (kiri) berbincang dengan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, di sela-sela diskusi Jembatan Timbang dan Kebijakan Penurunan Muatan Berlebih Angkutan Barang di Jakarta, Senin (23/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pelayaran nasional tengah menghadapi tantangan berat seiring dengan mewabahnya pandemi virus corona atau Covid-19. Bahkan, usaha tidak gulung tikar saja sudah dinilai baik, stimulus pun dibutuhkan.

Ketua Umum DPP Indonesian National Shippowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, setidaknya ada empat aspek yang terdampak di bisnis sektor pelayaran akibat belum mewabahnya virus corona Covid-19. 

“Saat ini, perusahaan pelayaran nasional bisa bertahan dan tidak gulung tikar saja sudah sangat bagus. Kondisi saat ini benar-benar berat bagi pelayaran nasional,” tuturnya, Selasa (31/3/2020).

Pertama, penurunan volume kargo, baik pada ekspor impor yang terdampak seperti ke China yang menurun hingga 14-18 persen dan merembet ke negara tujuan lain, seperti Singapura dan Korea Selatan. Begitu juga pada kargo domestik terutama pada kargo penunjang ekspor impor dan distribusi nasional yang turun 5-10 persen.

Kedua, proses clearance di pelabuhan yang lebih lama karena adanya penyemprotan disinfektan kapal, pemeriksaaan kesehatan kru kapal dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. Hal ini berdampak pada penambahan biaya operasional kapal.

Ketiga, kebijakan physical distancing dan work from home juga berdampak pada kinerja instansi di darat karena banyak yang membatasi jam kerja termasuk tenaga operasional di lingkungan Ditjen Hubla pada subdit-subdit terkait kepengurusan sertifikat kapal dan kesyahbandaran.

Keempat, pelayaran nasional juga mengalami kendala docking kapal. Hal ini disebabkan sejumlah galangan mengurangi jumlah pekerja di lapangan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Akibatnya, pekerjaan perawatan kapal-kapal yang sedang docking terkendala entah sampai kapan, dan kapal lainnya harus antre lama untuk docking dalam dua bulan terakhir. Selain itu, spare part kapal yang impor dari China terkendala sehingga lebih lama dan lebih mahal.

Menurut Carmelita kondisi yang sangat memukul sektor pelayaran nasional saat ini juga akan berdampak pada menurunnya kinerja industri terkait lainnya, seperti kinerja logistik, asuransi, galangan, industri spare part kapal hingga ke instansi pendidikan SDM pelaut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper