Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Plastik Minta Distribusi Tidak Terganggu

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan dari hulu ada sekitar 20 perusahaan yang telah didaftarkan pada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar diberikan prioritas ketika melakukan kegiatan distribusi di semua wilayah.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Industri plastik telah mengajukan daftar perusahaan untuk pembebasan arus distribusi di seluruh wilayah agar tidak terhambat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan dari hulu ada sekitar 20 perusahaan yang telah didaftarkan pada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar diberikan prioritas ketika melakukan kegiatan distribusi di semua wilayah.

Sementara itu, dari perusahaan plastik hilir juga telah mengajukan sekitar 20 perusahaan. Dalam hal ini Inaplas mengakomodir pengajuan industri petrokimia dan plastik.

"Ada asosiasi lain juga seperti Fiki [Federasi Industri Kimia Indonesia] yang menjembatani perusahaan yang tidak memiliki asosiasi, lalu Gapmmi dan lain sebagainya sehingga sudah ratusan lebih perusahaan yang mengajukan," katanya kepada Bisnis, Selasa (31/3/2020).

Menurut Fajar, Kemenperin memang meminta pada industri untuk pengajuan dalam satu format melalui asosiasi agar lebih terstruktur. Selanjutnya, sebagai pengawas kemungkinan akan dilakukan oleh BNPB di mana masing-masing perusahaan memiliki nomor terdaftar untuk izin distribusi.

Fajar menambahkan saat ini pihaknya telah menerima laporan penyetopan distribusi barang di Tasikmalaya dan Bandung, Jawa Barat. Untuk itu, diharapkan langkah ini dapat mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang.

"Itu baru dua wilayah, gimana kalau besok 20 wilayah, lusa 200 wilayah maka barang akan langka yang kesulitan masyarakat. Pokoknya jangan sampai nanti barang yang mau kita tuju ke Jakarta harus belok ke Bogor tentu akan repot dan terjadi pembajakan atau yang lainnya," ujar Fajar.

Fajar menegaskan, industri plastik juga tidak hanya meminta prioritas pada jalur distribusi saja. Tetapi juga, berbagai komponen yang mendukung produksi. Pasalnya, belajar dari negara lain ketika wabah mereda maka permintaan akan meningkat secara drastis.

"Bahan baku kami dari barat harus diolah ke timur lalu ke barat lagi untuk disrtibusi dari agen ke pasar lagi semua arus perjalanannya harus dijamin," ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper