Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Jadi Momentum Peningkatan Daya Saing UKM

Virus corona berdampak terhadap pengurangan volume perdagangan dunia karena volume ekspor-impor yang tinggi adalah ke dan dari China.
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019)./ANTARA FOTO-Dedhez Anggara
Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019)./ANTARA FOTO-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) mengungkapkan dampak penyebaran virus corona harus dimanfaatkan momentum untuk pengembangan produk lokal, termasuk dari sektor UMKM untuk e-commerce.

Chairman SCI Setijadi mengatakan peristiwa dampak wabah virus corona (Covid-19) harus menjadi pelajaran bagi industri dalam negeri untuk tidak lagi menggantungkan pasokan bahan baku dari satu negara tertentu. Pelaku industri harus mengkaji global supply chain masing-masing sektor serta mengembangkan strategi multisourcing maupun risk management terkait dengan ketidakpastian global.

"Momentum ini juga harus dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan komoditas domestik untuk mengurangi ketergantungan dari luar negeri. Pemerintah melalui kementerian teknis terkait harus memfasilitasi pengembangan produksi dan distribusi produk dan komoditas," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (11/3/2020).

Dia mengatakan pengembangan produk dan komoditas itu harus secara end-to-end, sehingga untuk industri manufaktur harus dimulai dari industri dasar untuk memproduksi bahan baku.

Secara dampak terangnya, wabah corona berdampak terhadap pengurangan volume perdagangan dunia karena volume ekspor-impor yang tinggi ke dari China. Pasalnya, negara itu memegang peranan penting dalam global supply chain, sehingga berdampak terhadap ketidakpastian global.

"Dampak terhadap perekonomian Indonesia cukup tinggi karena 27 persen impor non migas dari China dan 16,7 persen ekspor Indonesia ke China. Secara umum, per Januari 2020 ekspor Indonesia turun sebesar 3,75 persen dan impor turun sebesar 4,78 persen," ujarnya.

Berdasarkan analisis SCI, volume impor terbesar Indonesia berupa barang modal dan bahan baku, sehingga permasalahan tersebut sangat berdampak terhadap kelangsungan produksi industri manufaktur. Selain bahan baku, penurunan impor dari China berupa produk makanan dan minuman, termasuk buah dan sayur.

Di sisi lain, dalam perkembangan e-commerce para pelanggan mengantisipasi penularan wabah virus corona antara lain dengan mengurangi pemesanan barang terutama dari China.

"Namun, pemesanan produk kesehatan meningkat terutama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengantisipasi penularan, seperti masker, sarung tangan, obat-obatan, hand sanitizer, dan vitamin," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper