Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I Cabang Sei Pakning menggelar kegiatan port community yang mempertemukan para stakeholder terkait guna membahas optimalisasi layanan marine service.
Direktur SDM Pelindo I M Hamied Wijaya mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk memanfaatkan peran pelabuhan secara maksimal guna mempercepat pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional.
“Kami berharap dengan kegiatan ini mampu mempererat tali silaturahmi dan koordinasi dalam meningkatkan bisnis marine service di Sei Pakning untuk mendukung kegiatan usaha dan industri sekitar,” kata Hamied dalam siaran pers, Rabu (11/3/2020).
Dalam kesempatan yang sama, General Manager Pelindo I Cabang Sei Pakning Al Abrar menjelaskan kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi, bertukar informasi, dan memperluas jaringan bisnis antara operator pelabuhan, pemerintah daerah, stakeholder, dan pengguna jasa.
“Kami berkomitmen untuk mengoptimalkan layanan marine service berupa pelayanan pemanduan dan penundaan dengan zero waiting time dan SDM pandu yang profesional," kata Abrar.
Selain itu, lanjutnya, Pelabuhan Sei Pakning juga menerapkan Indonesia Gateway Master Terminal (IGMT), yaitu sistem operasi terminal multipurpose yang sistematis, terintegrasi, dan realtime secara daring dalam menghadapi perkembangan industri.
Baca Juga
Pelabuhan Sei Pakning berada di Selat Bengkalis, Provinsi Riau dan didukung dengan fasilitas dermaga pandu sepanjang 60 meter dengan kedalaman -6m Lws, dua unit kapal pandu, 12 orang SDM pandu, penerapan ISPS Code, serta memiliki kantor kawasan di Pelabuhan Bengkalis.
Bisnis utama Pelabuhan Sei Pakning adalah pelayanan Marine Service yang dimulai dari Pilot Station yang berada di Selat Morong menuju ke area ship to ship di Sei Pakning, Pelabuhan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Pertamina, Pelabuhan Umum Tanjung Buton dan TUKS Futong.
Pergerakan kapal yang dilayani oleh Pelabuhan Sei Pakning setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada 2017, melayani 743 call kapal, pada 2018 sebanyak 1.031 call kapal, dan pada 2019 sebanyak 1.161 call kapal.
“Ini menunjukkan adanya pertumbuhan industri yang berada di wilayah Sei Pakning secara khusus dan Provinsi Riau secara umum,” ujarnya.