Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tertekan, Kinerja Operasional Jadi Kunci

Rencana eksplorasi yang akan dilakukan adalah pengeboran dua sumur eksplorasi di Kabupaten Sorong, Papua pada kuartal III/2020.
PTH Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kiri) memberikan paparan tentang Kinerja dan Rencana Proyek Utama PT Pertamina EP di Jakarta, Rabu (22/3)./Antara-Muhammad Adimaja
PTH Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kiri) memberikan paparan tentang Kinerja dan Rencana Proyek Utama PT Pertamina EP di Jakarta, Rabu (22/3)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina EP fokus melakukan pencarian cadangan migas baru dengan pengeboran eksplorasi dan pengembangan untuk meningkatkan cadangan migas.

Hal ini dilakukan di tengah kondisi harga minyak yang relatif tertekan. Setidaknya, rencana eksplorasi yang akan dilakukan adalah pengeboran dua sumur eksplorasi di Kabupaten Sorong, Papua pada kuartal III/2020.

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan pada saat ini pihaknya masih mengurus proses pembebasan lahan kedua sumur tersebut.

"Targetnya kuartal III/2020, kami harapkan masalah virus corona ini selesai di semester 2," katanya kepada akhir pekan lalu.

Menurutnya, upaya ini menjadi bagian mendukung target kinerja 2020. Nanang menyebut, Pertamina EP berupaya menjalankan strategi dengan melakukan pemboran sumur-sumur yang masuk dalam rencana kerja tahun ini sejak akhir 2019.

Hal ini, lanjut Nanang, ditempuh untuk mendapatkan capaian produksi lebih cepat. Beberapa kegiatan pemboran telah dilakukan menjelang akhir tahun lalu, yaitu di Rantau Field, Sangasanga Field, Bunyu Field; dan Subang Field.

Dalam tiga tahun terakhir, Produksi minyak PEP mengalami pertumbuhan. Misalnya saja 2017, produksi minyak mencapai 77.154 bopd, naik lagi menjadi 79.445 BOPD pada 2018, dan 2019 menjadi 82.213 BOPD. Untuk produksi gas tercatat 1.018 BOPD pada 2017,  sebesar 1.017 MMSCFD pada 2018, dan 959 MMSCFD pada 2019.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan peningkatan produksi tidak terlepas dari sejumlah upaya manajemen melakukan efisiensi.

“Di tengah harga yang masih cenderung stabil pada level yang rendah, peningkatan tersebut mencerminkan terdapat peningkatan kinerja operasional [produksi],” ujarnya.

Seiring bertumbuhnya kinerja produksi, torehan pendapatan juga terlihat bertumbuh. Berdasarkan catatan perusahaan, pendapatan pada 2017 US$ 2.770 juta, lalu bertumbuh menjadi US$ 3.161 juta pada tahun berikutnya, dan sebesar US$ 3.033 juta pada 2019.

PEP juga memberi kontribusi laba bersih (net income) yang positif ke induk usaha, yaitu sebesar total US$ 2.024 juta atau sekitar Rp 28,24 triliun sepanjang tiga tahun terakhir.

Raihan laba bersih PEP tersebut berasal dari perolehan laba bersih 2017 sebesar US$ 615 juta, tahun 2018 senilai US$ 756 juta, dan 2019 yang mencapai US$ 654 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper