Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AP I dan Gudang Garam Resmikan Kerja Sama Pengelolaan Bandara Kediri

PT Angkasa Pura meresmikan kerja sama dengan Gudang Garam untuk pengelolaan Bandara Dhoho di Kediri Jawa Timur.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi (kiri) dan Direktur PT Gudang Garam Tbk. Istata T. Siddharta menandatangani nota kesepahaman rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2400 meter x 45 meter untuk kapasitas 1,5 Juta penumpang per tahun. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi (kiri) dan Direktur PT Gudang Garam Tbk. Istata T. Siddharta menandatangani nota kesepahaman rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2400 meter x 45 meter untuk kapasitas 1,5 Juta penumpang per tahun. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Gudang Garam Tbk. terkait rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri di Jawa Timur.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan pihaknya sangat antusias untuk dapat menuangkan suatu rencana kerja sama yang baik antara Angkasa Pura I dengan Gudang Garam terkait pengelolaan Bandara Dhoho di Kediri di Jawa Timur.

"Pembangunan Bandara Dhoho Kediri sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Internasional Juanda di Jawa Timur,” ujarnya, Selasa (10/3/2020).

Angkasa Pura I sebagai pemilik lisensi badan usaha bandar udara (BUBU) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan bekerja sama dengan Gudang Garam melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha berdasarkan prakarsa oleh badan usaha (unsolicited project).

Dia berkomitmen menjadikan Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang (passenger traffic).

Bandara Kediri direncanakan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda Surabaya.

asalnya, pada 2019 tercatat Bandara Juanda telah melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan trafik pesawat mencapai 129 ribu pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram.

Pembangunan Bandara di Kediri ini sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Juanda di Jawa Timur.

Seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang akan dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan dan lain lain.

Bandara Dhoho di Kediri ini rencananya akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Grogol dan Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Jarak Desa Grogol ke Pusat Kota Kediri sekitar 13 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Sementara jarak dari Bandara Juanda Sidoarjo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 1,5 jam hingga 2 jam perjalanan via jalan tol.

Adapun, jarak dari Bandara Abdurahman Saleh Malang sekitar 87 kilometer dengan waktu tempuh perjalanan darat 3 jam hingga 4 jam.

Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektare dengan dimensi runway 2.400 meter x 45 meter untuk kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

"Kami optimis melalui langkah pengusahaan ini akan semakin memperkuat portofolio Angkasa Pura I sebagai perusahaan pengelola bandara kelas dunia serta ikut mewujudkan konektivitas udara khususnya di Jawa Timur," ucap Faik.

Sementara itu, Direktur PT Gudang Garam Tbk. Istata T. Siddharta mengatakan investasi ini merupakan investasi jangka panjang secara nasional dan komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap pengembangan wilayah Jawa Timur. Dia menegaskan biaya investasi berdasarkan pembiayaan dari arus kas internal perusahaan. 

"Nilai investasi tadinya Rp1 triliun hingga Rp10 triliun, tapi sekarang kita melihat bisa di kisaran Rp6 triliun hingga Rp9 triliun," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper