Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Elektronika Belum Akan Naikkan Harga

Kendati mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku sehingga berpengaruh ke aktivitas produksi, para produsen elektronika Indonesia belum akan menaikkan harga jual produknya.
Gerai Informa Elektronik di Living World, Alam Sutera/dok. Informa
Gerai Informa Elektronik di Living World, Alam Sutera/dok. Informa

Bisnis.com, JAKARTA – Para produsen elektronika Indonesia mengklaim belum akan menaikkan harga jual produknya, kendati mengalami kendala dalam pasokan bahan baku akibat wabah virus corona.

Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Oki Widjaja mengatakan kendati kesulitan mendapatkan bahan baku yang berdampak pada proses produksi, para produsen belum berpikir untuk kenaikan harga jual di pasaran.

“Sulit untuk diprediksi berapa lama pasokan komponen dari China akan terpengaruh wabah virus corona. Jangan sampai produksi yang bermasalah, kemudian berakibat kepada PHK karyawan kami. Kami juga tidak ingin mengambil kesempatan ini untuk menaikan harga atau mengambil keuntungan dari situasi yang sulit ini,” ujarnya, kepada Bisnis, Senin (24/2/2020)

Sebagai solusi, Oki mengatakan pihaknya tengah mencari negara alternatif yang bisa memasok bahan baku industri elektronik dan alat rumah tangga. Beberapa negara yang dianggap potensial yaitu Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Kendati, demikian hal itu tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek karena para produsen harus melalukuan proses seleksi dan riset mengenai kecocokan komponen dari negara di luar China.

“Di sisi lain pabrik komponen di Malaysia, Thailand dan Vietnam pun masih bergantung kepada suplai bahan baku dari China,” jelasnya.

Adapun menurut Oki, porsi bahan baku dan komponen yang masih diimpor dari China oleh industri elektonika dan alat-alat rumah tangga cenderung bervariasi tergantung jenis produknya. 

Dia mencontohkan untuk produk TV, kebutuhan bahan baku yang diimpor dari China berkisar antara 60 persen – 80 persen, sedangkan untuk lemari es, AC dan mesin cuci, sekitar 40 persen – 50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper