Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Gula India Kembali Bidik Pasar Indonesia

Pasar Indonesia dapat membantu mengendalikan pasokan gula India yang melonjak ke rekor lebih dari 14 juta ton pada 1 Oktober setelah panen raya.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah bertahun-tahun absen dari pasar impor utama dunia, pabrik-pabrik gula India kembali mencari prospek ekspor ke pasar Indonesia.

Menurut perkiraan Bloomberg, India yang bersaing dengan Brasil sebagai produsen utama gula dapat menjual 250.000 ton gula mentah ke Indonesia hingga Mei tahun ini, setelah adanya perubahan aturan kualitas oleh negara Asia Tenggara.

India akan kembali membidik Indonesia setelah produksi anjlok signifikan akibat kekeringan di Thailand, negara pemasok utama gula mentah ke Indonesia. Pasar ekspor baru ini dapat membantu mengendalikan pasokan gula India yang melonjak ke rekor lebih dari 14 juta ton pada 1 Oktober setelah panen raya.

Direktur Pelaksana Federasi Nasional Koperasi Pabrik Gula Prakash Naiknavare mengatakan ini adalah peluang emas bagi India untuk mengekspor gula ke Indonesia.
"Pabrik hanya perlu menutup produksi gula putih dan mulai membuat mentah dalam dua bulan ke depan sebelum musim penghancuran berakhir," katanya, dilansir Bloomberg, Rabu (19/2/2020).

Kasdi Subagyono, Direktur Jenderal Tanaman Perkebunan di Kementerian Pertanian Indonesia, mengatakan pihaknya mengubah spesifikasi warna untuk impor gula mentah untuk memungkinkan pengiriman dari India. Indonesia mengurangi separuh ukuran Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) menjadi 600. Dia menambahkan, Indonesia membutuhkan tambahan pasokan gula untuk memenuhi peningkatan konsumsi rumah tangga.

ICUMSA adalah Komisi Internasional untuk Metode Seragam Analisis Gula. Sebagian besar pabrik India membuat gula mentah dengan ICUMSA sebanyak 800 dan tidak dapat mengirim ke Indonesia, yang memiliki tingkat gula impor 1.200.

Sementara itu, peningkatan ekspor dari India dapat mengekang kenaikan harga global yang telah melonjak sekitar 10 persen tahun ini di tengah kekhawatiran tentang produksi eksportir nomor 2 Thailand, yang dilanda kekeringan terburuk dalam 40 tahun.

Menurut perkiraan industri, ekspor gula dari negara itu dapat turun sekitar 40 persen menjadi 6 juta ton.

"Kontrak ekspor harus ditandatangani dengan cepat untuk pabrik di Maharashtra dan Karnataka untuk menghasilkan gula mentah," kata Direktur Jenderal Asosiasi Asosiasi Pabrik Gula India Abinash Verma.

Departemen Pertanian AS memperkirakan bahwa Indonesia, importir pemanis terbesar di dunia, akan membeli 4,4 juta ton gula mentah pada 2019-2020.

 Ketua Asosiasi Penyulingan Gula Indonesia Bernardi Dharmawan mengatakan pihaknya sedang menunggu pemberitahuan resmi tentang aturan ICUMSA sebelum memasuki kontrak impor dengan pemasok India.

Menurut Bernardi, Indonesia dapat membeli 300.000 ton dari India tahun ini, mengingat pasokan yang buruk dari Thailand. Namun, pembelian sebenarnya tergantung pada harga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper