Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan harga avtur satu harga dinilai penting dalam meningkatkan daya saing industri penerbangan di Indonesia.
Konsultan penerbangan dari CommunicAvia Gerry Soejatman mengatakan insentif jangka panjang diperlukan maskapai karena berkaitan dengan struktural pembiayaan maskapai. Adapun, harga avtur yang stabil membuat maskapai lebih mudah melakukan kalkulasi dan merencanakan rute.
"Bahan bakar, memang yang utama secara jangka panjang. Kalau berangkatnya dari [wilayah Indonesia] barat nggak mahal tetapi baliknya dari sana [timur] jadi mahal karena belinya di sana," jelasnya, Selasa (18/2/2020).
Implikasinya, kata dia, mungkin akan menaikkan harga avtur di wilayah barat Indonesia. Namun, Pertamina juga tidak akan bertindak gegabah dalam menaikkan harga tersebut.
Sementara itu, dia menilai jika insentif yang berkaitan dengan masalah tarif dan kebandarudaraan tidak bisa ditekan terlalu lama dan hanya akan memberikan manfaat untuk jangka pendek.
Selain itu, imbuhnya, insentif jangka panjang lainnya dapat diperoleh melalui aturan omnibus law yang baru terkait dengan jasa bandara.
Baca Juga
Dia mencontohkan adanya kepastian lahan terlait fasilitas pelayanan kebandaraan berupa bengkel pesawat (maintenance repair overhaul/MRO). Alhasil, jangkauan bandara pengumpul (hub) di Indonesia lebih merata.
Gerry berpendapat hal itu dapat meningkatkan efisiensi kendati memang tak akan besar porsinya. Namun, bagi dunia penerbangan nilai efisiensi sekecil apapun yang tidak langsung berdampak terhadap penurunan kinerja akan selalu diupayakan.