Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Baku Industri, Kemenperin Imbau Pabrikan Cari Alternatif

Kemenperin mengimbau agar pabrikan mulai mencari alternatif pasokan bahan baku dari negara lain lantaran arus perpindahan barang dari dan menuju China mulai ketat. 
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kegiatan ekspor-impor dengan China sampai saat ini masih berjalan seperti biasa.

Namun demikian, tingkat kewaspadaan dan pengawasan perdagangan antara Indonesia dan China lebih tinggi dari biasanya. 

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Enny Ratnaningtyas mengimbau agar pabrikan mulai mencari alternatif pasokan bahan baku dari negara lain. Pasalnya, arus perpindahan barang dari dan menuju Negeri Panda mulai ketat. 

"Bawang putih sebagai bahan baku bumbu pada mi instan, tepung bumbu, dan makanan lainnya hampir semuanya berasal dari China. Industri olahan untuk alternatif impor bawang putih bisa impor dalam bentuk garlic powder," katanya kepada Bisnis, Senin (17/2/2020).

Enny menyampaikan bahwa industri olahan pengguna bawang putih dapat mengimpor garlic powder dari negara penghasil lain seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Malaysia. Namun demikian, Enny menekankan bahwa pemenuhan bahan baku yang sudah diproses tidak perlu terkendala oleh isu tersebut. 

Enny berujar hasil penelitian menunjukkan bahwa virus corona tidak mampu bertahan pada bahan pangan yang sudah diproses. Pasalnya, ujarnya, pembawa virus corona merupakan makhluk hidup seperti hewan dan manusia. 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan pabrikan lokal mengimpor hampir 30 persen bahan bakunya dari China. Agus mengaku khawatir China menurunkan atau menghentikan utilitas pabrikan penghasil bahan baku. 

"Saya sangat tidak happy kalau industrinya mati karena tidak ada bahan baku," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper