Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Kinerja Industri Manufaktur Asal Jepang Di Indonesia Alami Penurunan

JETRO merilis hasil survei terbaru terkait Kondisi Bisnis Perusahaan Jepang di Asia dan Oceania. Hasilnya, sebanyak 55,8% menyatakan ketidakpuasan perusahaan Jepang dengan produktivitas tenaga kerja Indonesia bila dibandingkan dengan upah minimum yang dibayarkan.
Perakitan Mitsubishi Xpander di Pabrik Bekasi. /MITSUBISHI
Perakitan Mitsubishi Xpander di Pabrik Bekasi. /MITSUBISHI

Bisnis.com, JAKARTA — Japan External Trade Organization (JETRO) menilai industri manufaktur Jepang yang ada di Indonesia mulai mengalami pergeseran akibat penurunan penjualan.

Presiden Direktur JETRO Jakarta Office Keishi Suzuki mengatakan untuk manufaktur unggulan negaranya yakni otomotif saat ini terjadi penurunan penjualan yang dulu bisa mencapai 2 juta unit saat ini hanya sekitar separuh atau 1 jutaan saja.

"Otomotif kami masih berharap ada pemulihan penjualan dibarengi dengan pertumbuhan manufaktur lain seperti Farmasi yang masih ditunggi dan diharapkan bertumbuh," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (11/2/2020).

Suzuki juga menilai sektor pembangkit listrik, properti dan non-manufacturing lainnya masih akan berjalan baik dan meningkatkan kinerjanya di Tanah Air.

Dia mengemukakan per tahun lalu investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 4,3 miliar. Angka tersebut menjadikan Jepang menjadi investor ketiga terbesar di tanah air.

"Ini berkaitan dengan tenaga kerja di Indonesia dan untuk manufaktur saat ini semakin sulit karena kenaikan upah di Indonesia menjadi masalah sehingga investasi di non manufaktur bertambah," ujarnya.

Sebelumnya, JETRO merilis hasil survei terbaru terkait Kondisi Bisnis Perusahaan Jepang di Asia dan Oceania.

Hasilnya, sebanyak 55,8% menyatakan ketidakpuasan perusahaan Jepang dengan produktivitas tenaga kerja Indonesia bila dibandingkan dengan upah minimum yang dibayarkan.

Tingkat ketidakpuasan tersebut jauh lebih tinggi dari rerata negara-negara Asia Tenggara yang hanya 30,6%. Bahkan tingkat ketidakpuasan Kamboja masih di atas Indonesia dengan 54,6%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper