Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan sewa perkantoran dari operator ruang kerja bersama atau co-working space cenderung menurun pada akhir 2019. Meskipun demikian, pemilik properti ruang kantor tidak perlu khawatir karena masih banyak alternatif pasar dari perusahaan yang berencana ekspansi dan akan mengisi ruang-ruang perkantoran.
Hingga akhir 2019 lalu, harga sewa ruang kantor masih cenderung stagnan. Hal itu disebabkan pemilik lahan umumnya masih fokus untuk mengisi ruang perkantorannya. Harapannya dengan menekan harga bisa mendorong tingkat okupansi yang masih rendah.
Salah satu pemain yang sempat menjadi pengisi ruang kantor dan menjadi pasar potensial adalah perusahaan penyedia ruang kerja bersama atau co-working space.
Permintaan dari sektor tersebut sempat melambung pada awal tahun lalu. Namun, pada akhir 2019, riset Coldwell Banker Commercial Indonesia menyebutkan bahwa permintaan ruang kantor dari co-working space mulai mengalami penurunan.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ialah beberapa merek co-working space terkenal yang sudah beroperasi di gedung-gedung strategis.
“Pemilik ruang kantor tak perlu khawatir, karena masih banyak perusahaan lain yang berpotensi mengisi ruang kosong seperti perusahaan e-commerce dan tekfin yang masih terus melakukan ekspansi ruang seperti yang dilakukan oleh Traveloka dan OVO,” ungkap Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker Tommy Bastami baru-baru ini.
Baca Juga
Lebih lanjut, Tommy menyatakan bahwa perkembangan kinerja pasar perkantoran saat ini justru melebar ke kota-kota besar lain di Indonesia, seperti di Bandung, Surabaya, Batam, dan Bali.
Untuk pasar perkantoran di Surabaya, dia mengungkapkan tren positif dipengaruhi oleh kontribusi dari perusahaan perbankan, teknologi dan provider, asuransi, konsultan, universitas, badan hukum, forwarding, pelayaran, furnitur, gereja, NGO (non-government organization), perusahaan migas, trading, dan maskapai penerbangan.
Adapun, untuk permintaan ruang perkantoran di Bandung, Bali, dan Batam cukup beragam misalnya dari perusahaan di bidang institusi keuangan, teknologi, pengiriman, forwarding, biro perjalanan, dan bisnis investasi.
Menurut Tommy, kehadiran para penyedia jasa co-working space dan e-commerce juga tidak perlu menjadi kekhawatiran bagi pemilik properti ruang kantor.
Para pemilik gedung, imbuhnya, justru justru bisa membuka peluang untuk kolaborasi dengan penyedia jasa co-working space mengingat permintaannya yang masih terus bertumbuh.
Secara keseluruhan, pasar perkantoran di kota-kota besar selain Jakarta menunjukkan kinerja yang lebih baik, terindikasi dari total permintaan tahunan selama 2019 yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2018.
Harga sewa ruang perkantoran di luar Jakarta selama 2019 cenderung stagnan dengan rata-rata harga sewa mencapai Rp119.600 per meter persegi per bulan.
Sementara itu, penurunan harga sewa hanya terjadi di Surabaya, dengan adanya dua gedung yang melakukan koreksi harga sewa untuk mempertahankan tingkat hunian, sedangkan harga sewa pada mayoritas gedung di kota-kota lainnya tidak mengalami perubahan.