Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Lalu, AirAsia Indonesia Layani 7,9 Juta Penumpang

Kenaikan tingkat keterisian penumpang juga sejalan dengan pertumbuhan frekuensi penerbangan sebesar 49 persen dari 35.627 penerbangan pada 2018 menjadi 52.947 penerbangan pada 2020.
Air Asia/en.wikipedia.org
Air Asia/en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA - PT AirAsia Indonesia Tbk. mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 52 persen menjadi 7,9 juta penumpang sepanjang 2019 dibandingkan dengan pada 2018.
 
Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip, Selasa (4/2/2020), hal tersebut terlihat pada tingkat keterisian yang juga mengalami kenaikan tipis menjadi 84 persen dibandingkan dengan pada 2018 sebesar 82 persen. Selain itu, kenaikan tingkat keterisian penumpang juga sejalan dengan pertumbuhan frekuensi penerbangan sebesar 49 persen dari 35.627 penerbangan pada 2018 menjadi 52.947 penerbangan pada 2020.
 
Perseroan pun mencatat terdapat enam rute baru yang diluncurkan pada kuartal IV/2019 yaitu Jakarta-Belitung, Jakarta-Sorong, Kuala Lumpur-Belitung, Kuala Lumpur-Pontianak, Jakarta-Johor Bahru, dan Surabaya-Lombok. Maskapai juga menambah satu unit pesawat pada kuartal ini.
 
Dengan demikian, maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut mampu menambah total empat unit pesawat selama 2019 dengan total armada menjadi sebanyak 28 unit. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya permintaan yang didukung dengan konektivitas yang komprehensif di Asia Tenggara.
 
Pertumbuhan jumlah penumpang sepanjang 2019 juga ditopang kinerja sepanjang kuartal IV/2019. Selama periode tersebut, jumlah penumpang mencapai 2,2 juta orang atau tumbuh 30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1,72 juta orang.
 
Namun, tingkat tingkat keterisian selama kuartal IV/2019 justru mengalami penurunan menjadi 81 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan kapasitas 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Adapun, perseroan menggunakan penghitungan jumlah penumpang berdasarkan jumlah kursi terjual yang diterbangkan, termasuk yang penumpangnya tidak melaporkan diri atau naik ke pesawat (termasuk no-show). Sementara tingkat kapasitas mencakup jumlah kursi yang diterbangkan.
 
Hingga akhir tahun lalu, tingkat kapasitas maskapai swasta asal Malaysia tersebut mencapai 9,5 juta atau tumbuh 49 persen dibandingkan dengan pada 2018 sebanyak 6,41 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper