Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengalokasikan dana senilai Rp4 miliar untuk pengembangan 80 paket kebun bibit kultur jaringan rumput laut pada tahun ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan pihaknya sudah memerintahkan kepada balai dan unit pelaksana teknis (UPT) baik air laut maupun air payau di seluruh wilayah untuk membuat laboratorium murni maupun intermediate bibit kultur jaringan rumput laut.
Kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) juga akan dilakukan dalam rangka penyiapan lahan kebun bibit, khususnya skala intermediate.
"Jadi, skemanya nanti balai kita membuat skala murninya. Nanti skala murninya dikirimkan ke kabupaten/kota di daerah, mereka langsung kembangkan dengan skala intermediate sekaligus untuk ke laut di kebun bibitnya," jelas Slamet kepada Bisnis, baru-baru ini.
Dia menerangkan tidak semua UPT daerah mengembangkan skala murni bibit rumput laut hasil kultur jaringan ini dikarenakan teknologinya yang rumit dan butuh ketelitian. Sejauh ini, UPT yang mengembangkan skala murninya, yakni di Lombok, Lampung, Takalar (Sulawesi Selatan), Situbondo, Ambon, Batam, dan Aceh.
Slamet berharap pada tahun ini, produksi bibit rumput laut hasil kultur jaringan naik 5% dari sebelumnya 15%-20%. Untuk tonasenya, dia menyebut belum direkapitulasi secara menyeluruh.
Soal kekhawatiran rencana pihak Amerika Serikat akan melakukan delisting karagenan dan agar dari dari daftar makanan organik, pemerintah Indonesia akan memberi penjelasan terperinci. Namun yang jelas, Slamet menegaskan bahwa bibit rumput laut hasil kultur jaringan ini murni organik.
Pasalnya, pembiakan bibit rumput laut tersebut tidak menggunakan bahan kimia yang merugikan atau membahayakan. Bibitnya pun hanya digunakan sekali lalu dikembangkan.