Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan di pasar perkantoran diprediksi mendapat sejumlah tekanan tahun ini, baik dari segi pasokan maupun permintaan.
Salah satunya dari investasi ke perusahaan rintisan teknologi yang mengalami penurunan.
Berdasarkan riset CB Insights, pada kuartal III/2019, jumlah pendanaan perusahaan rintisan sektor teknologi finansial di Asia baru mencapai US$4,10 miliar. Jumlah itu jauh tertinggal dari total pada 2018 yang mencapai US$22,90 miliar. Hal ini disebut lantaran adanya penurunan pendanaan di China dan India.
Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi mengatakan bahwa investasi tersebut membuat perkembangan perusahaan rintisan juga menyusut dan bisa memberi pengaruh pada pasar properti perkantoran.
Aldi menyebutkan bahwa penurunan investasi di sektor teknologi lantaran barang yang bagus untuk diinvestasikan sudah langka dan sudah mulai jenuh.
"Namun, toh, investasi kan enggak melulu di startup teknologi. Jadi ada pengaruhnya ke pasar perkantoran, tapi tidak besar," katanya kepada Bisnis, Kamis (9/1/2019).
Baca Juga
Pasalnya, Aldi menambahkan bahwa investasi di perusahaan rinitisan di sektor lain tetap ada dan besar, seperti baru-baru ini Sequoia investasi di Kopi Kenangan.
Investasi tersebut tak hanya bisa menguntungkan bagi ruang properti ritel, tapi juga pada perkantoran.
"Belum lagi, perusahaan startup itu kan come and go, komitmen untuk sewa kantor umumnya jangka pendek sehingga kalau ada yang pergi, bisa segera diisi oleh perusahaan rintisan lain," jelasnya.