Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemerintah mengintegrasikan tarif di tiga ruas tol dinilai bakal memudahkan operasional maupun pengguna jalan tol.
Rencana pengintegrasian tarif tol mencakup ruas Jakarta—Cikampek, Jakarta—Cikampek layang (elevated), dan Bekasi—Cawang—Kampung Melayu (Becakayu).
Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Mohamad Agus Setiawan mengatakan bahwa integrasi tarif akan meminimalkan transaksi yang perlu dilakukan oleh pengguna jalan tol. Hal ini selanjutnya bakal meningkatkan kelancaran arus lalu lintas di jalan tol.
Agus menambahkan bahwa pengguna jalan tol Jakarta—Cikampek juga akan lebih mudah memilih jalan tol yang akan dilalui bila tarif jalan tol tapak sama dengan jalan tol layang.
"Pengguna kendaraan pribadi akan lebih mudah memilih, bila [menempuh] jarak jauh akan menggunakan elevated dan bila jarak dekat menggunakan tol at grade," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (7/1/2020).
Jalan tol layang Jakarta—Cikampek sudah dibuka sejak akhir Desember 2019. Jalan layang sepanjang 36 kilometer itu menjadi favorit pengendara saat musim libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Sejak dibuka hingga saat ini, Jasa Marga belum memberlakukan tarif kepada pengguna jalan tol.
Baca Juga
Agus menuturkan bahwa perseroan tengah menunggu keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait dengan penetapan tarif di jalan tol Jakarta—Cikampek layang.
Dengan integrasi, tarif jalan tol yang pembangunannya menelan investasi hingga Rp16 triliun tersebut akan sama dengan jalan tol Jakarta—Cikampek.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan simulasi terkait dengan integrasi tarif di tiga ruas tol tersebut.
Selain itu, survei juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kemauan dan kemampuan membayar para pengguna jalan.
Simulasi diharapkan tuntas pada pekan kedua Januari 2020 sehingga penerapan integrasi tarif bisa dilakukan pada bulan ini.