Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) mengawali 2020 dengan hasil negatif di level US$65,93 per ton atau turun 0,55% dibandingkan dengan HBA Desember 2019 senilai US$66,3 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan HBA pada Januari karena kinerja impor batu bara di negara-negara pengimpor, terutama di kawasan Asia seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, semakin menurun.
"Selain itu, ada pengetatan persyaratan impor batu bara ke China yang menyebabkan HBA ini turun," ujarnya, Selasa (7/1/2020).
Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu HBA mengalami tekanan. HBA terus merosot sejak kuartal IV/2018 setelah meninggalkan kisaran level US$100 per ton. Sejak Agustus 2018, HBA hanya mampu tiga kali mencetak kenaikan bulanan. Bahkan, HBA Oktober 2019 berada pada level terendah dalam 3 tahun terakhir.
Adapun rerata HBA 2019 hanya senilai US$77,92 per ton, jauh di bawah rerata HBA dua tahun ke belakang, yakni US$85,92 per ton pada 2017 dan US$98,96 pada 2018.
HBA merupakan harga yang diperoleh rerata indeks bulanan Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC) dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya dengan porsi masing-masing 25%.