Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Oleochemical (Apolin) menyatakan pertumbuhan industri oleokimia pada tahun ini masih terkendala oleh ketersediaan bahan baku yang minim serta harga gas yang terlampau tinggi.
Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengatakan tarif gas yang industri oleokimia lokal mencapai dua kali lipat dari yang dikeluarkan pabrikan oleokimia di negara jiran. Menurutnya, penurunan harga gas bagi industri oleokimia penting diterapkan lantaran 90% dari hasil produksi nasional dialokasikan ke pasar global.
“Penggunaan gas berkisar 15%—25% dari biaya proses produksi. Di dalam Perpres No. 40/2016 disebutkan terkait industri, penggunaan gas US$6 per MMBTU. Realitanya dibeli oleh industri oleokimia berkisar US$10—US$13 per MMBTU,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/12/2019).
Rapolo meminta kepada pemangku kepentingan agar harga gas diturunkan menjadi maksimal US$8 per MMBTU. “Jangan dua kali lipat dari yang tertulis.”
Selain harga gas, Rapolo mengatakan ketersediaan crude palm kernel oil CPKO) di dalam negeri rendah lantaran sebagian besar diserap oleh pasar global. Dia berharap agar pemerintah segera menerapkan dana pungutan perkebunan (DP Bun) terhadap CPKO lokal.
Pihaknya mencatat volume ekspor pabrikan oleokimia pada tahun ini tumbuh 14,61% menjadi 3,1 juta dari realisasi akhir tahun lalu yakni 2,7 juta ton. Menurutnya, penurunan harga gas dan penerapan DP Bun dapat membuat pertumbuhan produksi pabrikan oleokimia ke level 15% pada tahun depan.
Dia mengatakan, pertumbuhan pada tahun ni lebih besar dari target yang ditetapkan asosiasi pada awal tahun ini yakni 11%. Pendorong pertumbuhan pada tahun ini datang dari perubahan gaya hidup konsumen yang lebih banyak menggunakan produk-produk modern seperti krimer pada kopi, sabun mandi cair, dan sabun cuci piring cair.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim menyampaikan bahwa hasil rapat terbatas antar kementerian memutuskan agar harga gas untuk industri ditetapkan di level US$6 per MMBTU. Daya saing industri oleokimia di pasar global diharapkan dapat meningkat.
Pihaknya akan mengusulkan harga patokan ekspor (HPE) CPKO pada rapat bulanan selanjutnya minimal US$570 per ton. Dengan demikian, eksportir CPKO juga akan membayar DP Bun.