Bisnis.com, JAKARTA – Guna mempercepat masuknya aliran modal ke Indonesia, para investor dan pengusaha asal China meminta pemerintah Indonesia segera membuka kantor perwakilan.
Hal tersebut diutarakan Wali Kota Chongqing Tang Liangzhi kepada Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun pada jamuan makan malam Senin (2/12/2019).
Liangzhi mengatakan, pemerintah Indonesia perlu membuat kantor perwakilan di Kota Chongqing. Tujuannya adalah agar investasi dari daerah tersebut lebih cepat lagi mengalir ke Indonesia. Tak hanya itu, kerjasama perdagangan, pariwisata dan kebudayaan wilayah ini dengan Indonesia diramalkan bakal melonjak.
“Kami sangat merindukan kehadiran kantor perwakilan (Konsulat Jenderal) RI di kota kami,” ujar Tang dikutip dari keterangan pers yang didapat pada Rabu (4/12/2019).
Terkait dengan permintaan tersebut, Djauhari berjanji akan segera menyampaikan aspirasi pembukaan kantor perwakilan ini ke Jakarta. Hal ini karena untuk mendirikan kantor perwakilan membutuhkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Aspirasi ini sangat penting mengingat intensitas kerjasama perdagangan dan investasi wilayah ini dengan Indonesia semakin tinggi,” kata Djauhari.
FOTO: Sebuah toko buku di Chongqing, China
Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, terdapat delapan perusahaan besar asal Chongqing yang telah berinvestasi di Indonesia di sektor otomotif, transportasi (kereta), dan elektronika. Salah satu perusahaan terbesarnya adalah Sokon Group yang telah berinvestasi di sektor otomotif kendaraan roda empat di Banten senilai US$150 juta.
Selain itu, lanjut Djauhari, sebanyak 60.000 wisatawan kota ini mengunjungi Indonesia pada 2018. “Dan sebanyak 30.000 orang Indonesia datang ke kota ini pada 2018. Ini adalah aspirasi lama yang terus mereka sampaikan. Sebab, berurusan dengan Kedubes kita di Beijing terlalu jauh,” ungkap Dubes.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukan, total investasi China ke Indonesia sejak 2014 hingga Kuartal III-2019 sebesar US$12,1 miliar. Nilai ini menempatkan investasi China di posisi ketiga setelah Jepang dan Singapura di posisi teratas.
Jumlah ini juga jauh di atas Amerika Serikat sebesar US$7,1 miliar di posisi ke-8, sejak tahun 2014.