Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Baja Setengah Jadi dari China Melesat 320%, RI Jadi Sasaran?

Ekspor baja setengah jadi China melonjak 320% pada 2025 mencapai 7,4 juta ton. Lonjakan pasokan tercatat dikirim ke Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Produk lembaran baja gulung yang diproduksi salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Produk lembaran baja gulung yang diproduksi salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA — Baja setengah jadi atau semi-finished asal China membanjiri pasar global yang ditandai meningkatnya ekspor lebih dari empat kali lipat sepanjang tahun ini. Fenomena ini dinilai menjadi rekor tertinggi, bahkan setelah berbagai negara membatasi produk baja China di negara masing-masing. 

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/8/2025), merujuk data Bea Cukai China, ekspor baja setengah jadi dari China meningkat 320% menjadi 7,4 juta ton pada Januari-Juli 2025. Lonjakan pasokan tercatat dikirim ke Asia Tenggara dan Timur Tengah. 

Pada Juli saja volume ekspor lebih dari 1,5 juta ton atau 14% dari total pengiriman baja ke seluruh dunia.

Adapun, Indonesia adalah pembeli baja setengah jadi terbesar sepanjang tahun ini, mengimpor 1,14 juta ton. Diikuti oleh Filipina dengan hanya kurang dari 1 juta ton, kemudian Turki, Italia, dan Arab Saudi.

Ekspor baja China yang booming ini telah melampaui proyeksi tahun ini, dengan volume tetap tinggi meskipun proteksionisme meningkat di seluruh industri global. 

Untuk diketahui, baja setengah jadi merupakan produk antara atau intermediate yang dikerjakan ulang sebelum dijual ke industri mulai dari mobil hingga konstruksi atau barang konsumen. 

Jinshan Xie, seorang analis besi di Horizon Insights mengatakan, sebagian kecil dari total ekspor baja China yakni produk billet

Dia menilai terjadi pergeseran permintaan produk seiring dengan meningkatnya tekanan domestik dan ketika negara-negara lain mencoba membatasi aliran produk yang lebih spesifik.

Di samping itu, total ekspor dari China mencapai rekor pada kuartal kedua sehingga membantu pasar domestik yang terbebani oleh kelemahan yang berkepanjangan di sektor properti.

"Kecuali ada pembatasan produksi wajib yang membatasi pasokan domestik, kami berharap ekspor billet akan berlanjut karena harga China sangat kompetitif," ujar Jinshan Xie. 

Peningkatan ekspor baja China juga dinilai menunjukkan bagaimana pedagang baja China mahir dalam menemukan pasar baru dalam menghadapi hambatan perdagangan. 

Sementara itu, produk gulungan canai panas, yang telah menghadapi pengawasan anti-dumping dari Vietnam, Korea Selatan, dan beberapa tujuan utama lainnya, melihat volume ekspor turun sekitar 13% dalam 7 bulan pertama tahun ini.

Beberapa pemangku kepentingan di industri baja China telah menyerukan tindakan untuk mengurangi ekspor billet baja. 

Pada bulan Juli, Asosiasi Besi dan Baja Tiongkok mengusulkan pembatasan, dengan alasan bahwa perdagangan tersebut menyia-nyiakan kapasitas pemrosesan domestik. Sebab, logam digulung di tempat lain dan untuk menjaga harga bijih besi tetap tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro