Bisnis.com, JAKARTA — Percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di wilayah Bogor tidak hanya akan memberi manfaat kepada masyarakat setempat, tetapi juga menguntungkan para pengembang.
Pembangunan proyek lintas rel terpadu (light rail transit/LRT) Jabodebek, hingga pembangunan jalan tol seperti Bogor Outer Ring Road, Bogor Inner Ring Road, Bogor—Ciawi—Sukabumi (Bocimi), dan jalan poros tengah timur (jalur puncak 2) diyakini akan semakin menarik minat masyarakat untuk memiliki hunian di Bogor karena kemudahan akses menuju Jakarta.
Peluang tersebut pun dimanfaatkan para pengembang untuk lebih agresif membangun hunian di Bogor. Beberapa pengembang yang berencana untuk meluncurkan proyek baru di Bogor ialah PT Adhi Commuter Properti melalui Adhi City yang berlokasi di Sentul.
Adhi City nantinya akan terhubung menjadi satu kawasan dengan proyek hunian berkonsep transit oriented development (TOD) yang telah dikembangkan oleh anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. tersebut yaitu LRT City-Royal Sentul Park.
Selain itu, Gapuraprima Group juga berencana meluncurkan proyek terbarunya yang berlokasi di Pakuan Bogor. Perusahaan properti itu berencana membangun apartemen low rise yang akan dilaksanakan pada 2020.
Head of Marketing Rumah.com Ike N. Hamdan mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur memang memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong minat para pengembang untuk melakukan pengembangan pada suatu kawasan.
Baca Juga
“Dengana adanya infrastruktur yang memadai dan mobilitas yang lebih mudah, maka daya dukung untuk ekonomi jadi lebih tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/11/2019).
Hasil riset tentang Property Market Outlook 2020 yang dirilis Rumah.com menunjukkan bahwa Bogor menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat yang pasar propertinya bergairah karena dampak dari pembangunan infrastruktur.
Selain itu, hasil riset juga menyebutkan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu wilayah penyuplai hunian yang turut menopang kenaikan harga properti secara nasional. Indeks harga properti Jawa Barat berada pada angka 122,5 atau naik 2,30 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, indeks harga di Jawa Barat naik sebesar 6 persen.
Sementara itu, Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyatakan bahwa selain didorong karena pembangunan infrastruktur yang semakin memadai, masih besarnya luas lahan yang dapat dikembangkan di Bogor juga membuat para pengembang cenderung agresif untuk meluncurkan proyek-proyek hunian di wilayah tersebut.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa hunian di Bogor cukup diminati konsumen karena harga unit yang ditawarkan di wilayah tersebut cenderung lebih terjangkau jika dibandingkan wilayah-wilayah lainnya.
Hasil riset Colliers International Indonesia mengenai Pasar Properti pada kuartal III/2019 menunjukkan bahwa hingga 2023, akan ada tambahan pasokan hunian sebanyak 106.000 unit di Bogor. Pasokan saat ini tercatat 375.654 unit.