Bisnis.com, JAKARTA - Potensi kerja sama perdagangan antara Indoneaia dengan Korea Selatan masih bisa ditingkatkan.
Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia Untuk Korea Selatan (Korsel) Umar Hadi mengemukakan, kinerja perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan dalam 5 (lima) tahun terakhir terus meningkat.
“Angka terakhir tahun 2018 adalah sudah mencapai totalnya 20 miliar dollar AS, ekspor kita sekitar 11 miliar dollar AS, impor kita sekitar 9 miliar dollar AS,” kata Umar dikutip dari laman Sekretariat Kabinet (Setkab), Minggu (24/11/2019).
Menurut Umar Hadi, kinerja perdagangan RI-Korsel sangat produktif karena jenis-jenis komoditi yang diperdagangkan juga complementary. Hanya memang, lanjut Dubes Umar, tantangannya adalah bagaimana terus meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur dari Indonesia dan Korea Selatan.
“Ini kelihatan potensi yang besar-besar itu, seperti produk-produk kayu lalu produk makanan, minuman olahan, terus produk-produk olahan dari seafood termasuk itu, juga tentunya komponen otomotif juga saya lihat cukup besar dan seterusnya, serta alat-alat electrical, seperti itu. Jadi, kelihatan sekali banyak peluang yang bisa kita kerjakan,” jelas Dubes.
Ditambahkan Dubes RI di Korsel, Umar Hadi, secara tradisional perusahaan-perusahaan menengah Korea itu Investasi di Indonesia di tekstil, garmen, sama sepatu.
“Kalau kita perhatikan di Karawang, Purwakarta, Kabupaten Bandung. Itu garmennya Korea. Itu ekspor. Itu sekarang mulai beralih ke daerah Jawa Tengah sudah masuk Tegal, Kendal, Semarang,” terang Dubes.
Selain itu, menurut Dubes Umar Hadi, investasi Korsel sekarang juga mulai masuk yang industri-industri besar seperti misalnya Industri Petrokimia, seperti Lotte Chemical itu di Cilegon.
“Tahun lalu sudah groundbreaking bulan desember tahun lalu. Itu nilai investasinya itu 4,3 miliar dollar AS. Lalu dari situ industri turunannya di bidang Peteokimia itu sudah mulai masuk. Jadi yang ada produknya ABS itu jadi kita lihat itu peluangnya sangat besar,” kata Dubes Umar Hadi.